Hidayatullah.com– Polisi anti huru-hara Iran menembakkan gas air mata dan melepaskan peluru ke udara untuk membubarkan kerumunan ratusan orang yang marah di dekat lokasi runtuhnya bangunan di kota Abadan, barat daya Iran.
Dilansir Associated Press Sabtu (28/5/2022), laporan kantor berita semi resmi Fars mengakui adanya kemarahan di masyarakat pada Jumat malam terkait runtuhnya sebuah bangunan berlantai 10 di Abadan pekan ini, yang menewaskan sedikitnya 29 orang dan banyak lainnya belum diketahui nasibnya.
Sejumlah rekaman video yang beredar online menunjukkan massa dalam jumlah besar berkerumun di dekat Metropol Building pada Jumat malam, sementara lampu-lampu menyorot bagian fasad bangunan.
Dalam sebuah video tampak demonstran berteriak-teriak, “Musuh kita ada di sini; mereka bohong mengatakan bahwa musuh adalah Amerika!”
Rekaman lainnya menunjukkan kerumunan massa yang marah dan terdengar suara orang yang merekam berteriak, “Jangan tembak, jangan tembak!”
Tampilan detil dalam video-video itu saling berkaitan dan menunjukkan fitur-fitur yang dikenal di Abadan, kota berjarak sekitar 660 kilometer arah barat daya dari ibu kota Iran, Teheran.
Kanal-kanal televisi berbahasa Parsi yang berbasis di luar negeri melaporkan bahwa para demonstran ditembaki gas air mata dan tembakan-tembakan lain juga dilepaskan aparat.
Fars menggambarkan situasi sebagai kerusuhan yang memaksa polisi untuk turun tangan. Tidak jelas apakah ada yang terluka atau apakah polisi melakukan penangkapan.
Pihak berwenang mengakui bahwa pemilik gedung dan pejabat pemerintah yang korup mengizinkan pembangunan Metropol Building terus dilanjutkan meskipun ada kekhawatiran akan kualitas pengerjaannya yang jelek. Bangunan itu runtuh pada hari Senin. Pihak berwenang telah menangkap 13 orang sebagai tersangka, termasuk walikota kota tersebut.
Tim penyelamat menarik tiga mayat lagi dari puing-puing pada hari Sabtu, sehingga jumlah korban tewas dalam keruntuhan menjadi 29.
Peristiwa maut itu menimbulkan pertanyaan tentang keamanan bangunan-bangunan serupa di negara itu dan menyoroti krisis yang terjadi dalam proyek konstruksi Iran.
Runtuhnya Metropol Building mengingatkan banyak orang pada kebakaran tahun 2017 dan runtuhnya gedung ikonik Plasco di Teheran yang menewaskan 26 orang.*