Hidayatullah.com–Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) hari ini meluncurkan serangan besar-besara atas Pelabuhan Hudaidah, Yaman, sebuah serangan terbesar sejak konflik tiga tahun antara faksi pemberontak Syiah al Houthi yang didukung Iran dengan aliansi negara dipimpin Riyadh.
Serangan udara dimulai pagi tadi menargetkan posisi kelompok pemberontak Syiah al Houthi, dengan dukungan operasi militer darat pemerintah Yaman yang diakui internasional, di selatan Laut Merah.
“Pemerintah di pengasingan telah menggunakan berbagai cara, termasuk politik, dalam upaya mengusir militan Houthi dari Pelabuhan Hudaidah.
“Pembebasan Pelabuhan Hudaidah merupakan titik balik dalam perjuangan untuk merebut kembali Yaman dari militan.
Baca: Saudi Tunjukkan Bukti Rudal Balistik Pemberontak Syiah Houthi berasal dari Iran
“Pembebasan pelabuhan itu juga adalah awal kejatuhan militan Houthi, dan dapat menjamin keamanan industri perkapalan di Selat Bab al-Mandab, serta mencegat dukungan Iran kepada kelompok pemberontak,” kata satu pernyataan pemerintah.
Al-Arabiya yang berbasis di Arab Saudi, misalnya, melaporkan “pembebasan” Kota Hudaidah dimulai dengan serangan darat berskala besar yang disokong gempuran pesawat dan kapal angkatan laut.
Serangkaian ledakan terdengar dari pinggiran kota pelabuhan itu, tambah media tersebut.
Pelabuhan Hudaidah adalah satu-satunya pelabuhan militan terkontrol Houthi, yang terletak 150 kilometer barat daya Sana’a. Pelabuhan Hudaidah penting untuk pasokan makanan ke negara di ambang kelaparan.
Menurut laporan Al Arabiya, pasukan militer Yaman juga telah merebut kota di selatan wilayah Nekheila.
Serangan hari ini dilakukan setelah batas waktu UEA diberikan kepada militan Houthi yang mendominasi Sana’a untuk menyerahkan pelabuhan ke pasukan koalisi pimpinan Saudi.
Pelabuhan Hudaidah merupakan pintu masuk utama bagi bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Lebih dari tujuh juta orang di negara itu kini bergantung pada bantuan makanan.
Sejumlah lembaga bantuan mengingatkan bahwa akan ada bencana kemanusiaan jika kota itu diserang. Potensi korban meninggal dunia bahkan diperkirakan mencapai 250.000 orang, tulis BBC.*