Hidayatullahcom— Di abad ke-21 ini di mana orang-orang berkumpul untuk merayakan kebebasan memilih gender, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan mengajarkan fluiditas gender kepada anak-anak adalah ‘ganjil’ dan ‘mengerikan’. Dalam pidatonya di Valdai International Discussion Club di Sochi, Rusia, Putin mengatakan dia percaya ‘kejahatan terhadap kemanusiaan’ ketika anak-anak diizinkan untuk percaya bahwa mereka bisa memilih jenis kelamin mereka sendiri.
“Mengerikan ketika anak-anak di Barat diajari gagasan bahwa anak laki-laki bisa menjadi perempuan,” kata Putin.
Putin menyalahkan orang-orang (khususnya Barat) yang telah mendorong anak-anak kecil untuk percaya bahwa anak laki-laki bisa menjadi perempuan, atau sebaliknya. “Mereka didorong untuk percaya bahwa mereka memiliki pilihan, dipaksakan sementara orang tua dikesampingkan. Dan seorang anak dipaksa untuk membuat keputusan yang dapat menghancurkan hidup mereka,” ujarnya dikutip WION, Jumat (22/10/2021) lalu.
Putin menggambarkan ini seperti ini telah menjadi pemandangan mengerikan di benua Eropa. Menurutnya, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang tersembunyi di balik nama dan warna bendera pelangi yang menjadi simbol gerakan LGBT di seluruh dunia.
Upaya tersebut dipandang ingin memperluas pengaruh LGBT kepada anak laki-laki dan perempuan yang mulai belajar menjadi transgender.
“Ini adalah ide yang sangat buruk ketika anak-anak di Barat diajari agar anak laki-laki bisa menjadi perempuan atau sebaliknya,” lapor Daily Mail.
Ia mengatakan hal ini saat menyampaikan pidato di acara Valdai International Discussion Club di Sochi. Putin sering menghadapi kritik dari komunitas LGBT di Rusia ketika pernikahan sesama jenis dan ‘propaganda homo seksual’ dilarang keras di negara tersebut.
Putin mengklaim bahwa dia tidak berprasangka buruk terhadap komunitas LGBTQ tetapi juga percaya bahwa keputusan penting terkait identitas gender hanya dapat diambil oleh orang dewasa dan, oleh karena itu, anak-anak tidak boleh diajarkan konsep-konsep ini. Namun, orang-orang mengecam Putin atas komentarnya, terutama mengingat pada tahun 2020 perkawinan sesama jenis dilarang dan orang-orang transgender diberitahu bahwa mereka tidak dapat mengadopsi anak.
Putin mengatakan bahwa tidak ada individu, termasuk psikolog, yang akan mengizinkan anak-anak membuat keputusan seperti itu. LGBT adalah akronim yang mengacu pada kelompok kelainan seperti lesbian, gay, biseksual dan transgender.
Dia mengatakan beberapa orang di Barat percaya “penghapusan agresif seluruh halaman sejarah mereka sendiri, membalikkan diskriminasi terhadap mayoritas demi kepentingan minoritas … merupakan gerakan menuju pembaruan publik.”
Putin menambahkan: “Itu hak mereka, tetapi kami meminta mereka untuk menjauhi rumah kami. Kami memiliki sudut pandang yang berbeda,” katanya dikutip The Independent.
Putin yang suka memproyeksikan citra orang kuat itu berulang kali mengkritik nilai-nilai Barat dan sebelumnya mengklaim bahwa liberalisme telah “usang”.
Rusia adalah negara yang sangat keras melawan kelainan seperti LGBT. Awal tahun ini Putin melarang pernikahan sesama jenis dan mengatakan pernikahan antara dua orang “tidak akan terjadi” selama dia berada di Kremlin.
Dia membela keputusan itu, mengatakan tidak ada yang akan dirugikan olehnya. Pada pertemuan pada hari Kamis, Putin juga mengatakan pendukung hak-hak transgender menuntut diakhirinya “hal-hal dasar seperti ibu, ayah, keluarga atau perbedaan gender.”
Putin berusaha menunjukkan bahwa dia “mendukung nilai-nilai yang tidak akan memecah belah masyarakat dan melemparkannya ke dalam kekacauan,” kata Matthew Sussex, seorang ahli Rusia di Australian National University, mengatakan kepada Washington Post.*