Hidayatullah.com — Sebuah perahu yang memuat 180 pengungsi Muslim Rohingya hilang di tengah laut dan diduga tenggelam, menurut badan pengungsi PBB.
Hampir satu juta pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar terpaksa hidup di pengungsian yang penuh sesak di Bangladesh. Mereka melarikan diri dari negara asal, Myanmar, usai militer melakukan kekejaman yang mematikan pada tahun 2017.
Mayoritas penduduk Myanmar beragama Buddha, sehingga sebagian besar Rohingya tidak diakui oleh negaranya sendiri dan dianggap sebagai imigran dari Asia Selatan.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan pada akhir pekan pihaknya khawatir sebuah kapal, yang memulai perjalanannya dari Bangladesh pada akhir November lalu telah hilang di laut, dengan 180 orang di dalamnya diduga tewas tenggelam.
Dikutip Al Jazeera pada Senin (26/12), UNHCR mengatakan kapal yang tidak layak laut itu mungkin mulai retak pada awal Desember sebelum kehilangan kontak. “Kami sangat berharap bahwa 180 orang yang hilang masih hidup di suatu tempat di luar sana,” kata juru bicara UNHCR Babar Baloch kepada kantor berita Reuters.
UNHCR memperkirakan hampir 900 Rohingya tewas atau hilang di Laut Andaman dan Teluk Benggala pada 2013 dan lebih dari 700 pada 2014. Beberapa ratus dikhawatirkan tewas atau hilang di laut tahun ini, sebelum insiden terbaru.
“Salah satu tahun terburuk untuk kematian dan hilang setelah 2013 dan 2014,” kata Baloch tentang 2022, menambahkan jumlah orang yang mencoba melarikan diri telah kembali ke tingkat yang terlihat sebelum pandemi COVID-19.
“Tren menunjukkan angka-angka mencapai kembali ke tahun 2020, ketika lebih dari 2.400 orang mencoba penyeberangan laut yang berisiko, dengan lebih dari 200 orang tewas atau hilang.”
Jumlah pengungsi Rohingya yang meninggalkan Bangladesh dengan perahu tahun ini telah melonjak lebih dari lima kali lipat dari tahun sebelumnya, menurut perkiraan kelompok hak asasi manusia.
Baloch mengatakan tidak jelas di mana tepatnya kapal dengan 180 orang di dalamnya hilang, atau apakah pencabutan pembatasan COVID di Asia Tenggara, tujuan utama bagi Rohingya, menyebabkan serbuan orang.
Di tengah kekhawatiran itu, beberapa perahu yang mengangkut pengungsi Muslim Rohingya telah mendarat atau diselamatkan di laut.
Pada hari Senin, Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 57 laki-laki Rohingya berlabuh di kabupaten Aceh Besar di Indonesia pada awal 25 Desember dengan bantuan dari anggota masyarakat setempat.
Dikatakan kapal khusus laki-laki itu diyakini telah berangkat dari Bangladesh dan menghabiskan hampir sebulan terapung-apung di laut.
Pejabat Indonesia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dua kapal yang membawa total 230 pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, mendarat di pantai provinsi Aceh Indonesia pada bulan November, sementara bulan ini, angkatan laut Sri Lanka menyelamatkan 104 orang Rohingya yang terapung di lepas pantai utara pulau Samudera Hindia itu.*
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media