Hidayatullah.com | Sahabat Suriah—Mulai awal November 2014 lalu, sebuah ikatan persaudaraan baru dikokohkan. Sahabat Suriah dan Al-Sarraa Foundation meresmikan Markaz Ukhuwwah (Markas Persaudaraan) Indonesia-Suriah di Masjid Abdullah bin Salam di Ghouta Syarqiyya.
Markaz ini akan menjadi posko penyebarluasan bantuan rakyat Indonesia ke seluruh wilayah di sebelah timur kota Damaskus.
“Alhamdulillah, kita sengaja mendirikan markaz ini di masjid agar lebih banyak berkahnya,” jelas Tomi Janto, Kordinator Sahabat Suriah di Yogyakarta.
Tomi Janto menambahkan, Markaz Ukhuwwah ini menjalankan dua fungsi, fungsi markazi dan fungsi khairi.
Fungsi markazi mendukung seluruh kegiatan pendidikan anak-anak di Masjid Abdullah bin Salam ini.
“Tahfizhul Quran, perbaikan gizi, peralatan belajar, sewa lapangan futsal, gaji para ustadznya dan lain-lain semua kita dukung secara rutin setiap bulan,” jelas Tomi Janto.
“Pokoknya Masjid Abdullah bin Salam itu jadi masjidnya rakyat Indonesia. Jama’ahnya keluarga kita. Imam dan para asatidznya juga imam dan asatidz kita,” tukasnya sambil tersenyum.
Yang kedua, fungsi khairi, menjadi pusat koordinasi penyebarluasan bantuan rakyat Indonesia kepada rakyat Suriah yang sudah dilakukan oleh Sahabat Al-Aqsha dan Sahabat Suriah sejak April 2012.
Sebagaimana diketahui sejak meletusnya revolusi rakyat Maret 2011 yang mengakibatkan krisis kemanusiaan yang parah, banyak wilayah Suriah terbelah. Sebagian masih dikuasai rezim yang dipimpin Basyar Assad dari etnis ‘Alawiyah-Nusairiyah (etnis Syiah), sebagian lagi sudah dibebaskan oleh para Mujahidin rakyat Suriah.
Ghouta Syarqiyya termasuk yang sudah dibebaskan. Namun akibatnya, kawasan ini diisolasi, dikepung oleh pasukan rezim Suriah.
Salah satu puncaknya, pada 21 Agustus 2013, beberapa kota di Ghouta diserang roket senjata kimia yang datang dari arah Damaskus yang masih dikuasai rezim Suriah. Lebih dari 1400 orang warga (lebih 400 orang anak-anak) tewas dalam serangan dini hari itu.
Sampai hari ini, serangan bersenjata masih terus mengancam, namun sebagian besar rakyat Ghouta masih bertahan.
“Sahabat Suriah memfokuskan bantuan kepada mereka yang masih bertahan di tempat-tempat yang terisolasi seperti Ghouta,” kata Tomi Janto.
Abu Ja’far Abdurrahman, Penanggung Jawab Suriah dari Al-Sarraa Foundation, menjelaskan, “Sahabat Al-Aqsha dan Sahabat Suriah semakin intensif mengirimkan bantuan berupa paket makanan, susu, bantuan medis, alat sekolah, daging qurban, pembangunan sumur air minum, dan keperluan darurat lainnya.”
Abu Ja’far juga menjelaskan, di musim dingin ini, amanaj gudang kayu bakar dan perlengkapan musim dingin juga sedang dan terus ditunaikan.
Dari Yogyakarta, Ketua Umum Sahabat Al-Aqsha M. Fanni Rahman berdoa, “Semoga Allah jadikan Masjid Abdullah bin Salam dan Markaz Ukhuwwah Indonesia-Suriah di Ghouta Syarqiyya sebagai bagian dari kemenangan Islam.“
Fanni juga menambahkan, semoga markaz ini jadi saksi yang meringankan kita semua di Padang Mahsyar.
Akhirnya, Fanni menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh masyarakat yang mendukung amal fii Sabiilillah ini, sampai Masjidil Aqsha merdeka. Dengan izin Allah.*