Hidayatullah.com–Setidaknya 157 orang warga sipil, termasuk 18 anak-anak, telah terbunuh dalam pemboman terbaru pada minggu ini di bagian timur Aleppo yang dikuasai oleh pejuang oposisi, selain itu rezim juga menarget rumah sakit sehingga hampir tidak ada rumah sakit yang dapat beroperasi lagu, Badan Pengamat HAM Suriah mengatakan hari ini.
Kelompok pengamat perang yang bermarkas di Inggris itu mengatakan telah mencatat ratusan warga sipil terluka disebabkan serangan bom gentong dan artileri berat yang ditembakkan oleh Rusia, rezim Suriah dan sekutunya di bagian timur Aleppo yang terblokade.
Serangan Udara Terjadi Pasca Gencatan Senjata, Aleppo Minim Bantuan
Penyerangan tersebut dimulai pada Selasa lalu setelah seminggu situasi di Aleppo timur relatif tenang, meskipun pertempuran dan serangan udara terus terjadi di garis depan dan di sekeliling kota tersebut.
Badan pengamat itu juga mengatakan terdapat 87 kematian dari pihak oposisi dan beberapa jasad tidak diketahui identitasnya di sektor timur.
Selain itu 16 warga sipil terbunuh, termasuk 10 anak-anak, dan lusinan lainnya terluka disebabkan pemboman oposisi di wilayah barat Aleppo yang dikuasai rezim pemerintah, demikian dikutip middleeastmonitor.com Selasa (22/11/2016).
Serangan udara dan pemboman di Alepo timur pada minggu lalu menghancurkan semua rumah sakit besar sehingga tidak ada satupun dari rumah sakit itu yang dapat beroperasi, otoritas kesehatan setempat dan badan kemanusiaan internasional mengatakan.
Tiada Lagi Rumah Sakit
Sementara itu, laporan lain mengatakan, sudah tak ada lagi rumah sakit di wilayah Aleppo di timur Suriah yang dikuasai kelompok pembebasan, tempat lebih dari 250.000 orang hidup dikepung tentara pemerintah.
Fasilitas medis berulang kali menjadi sasaran serangan perang saudara di negara itu dengan yang terbaru diluncurkan tentara pemerintah Selasa lalu, dalam upaya untuk menawan timur kota itu.
“Ketika ini, tidak ada lagi rumah sakit yang bekerja di timur Aleppo yang terkepung itu,” demikian pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Lebih dari 250.000 pria, wanita dan anak-anak di sana kini tidak memiliki akses ke perawatan medis di rumah sakit,” tambah lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu.
Rumah Sakit di Aleppo Dibom, Lusinan Orang Terperangkap dalam Reruntuhan
Menurut WHO, beberapa layanan kesehatan di daerah yang hancur itu masih tersedia di klinik kecil, tetapi perawatan trauma, operasi besar dan bantuan medis bagi masalah lebih serius sudah terhenti.
Badan PBB, termasuk WHO dilarang memasuki wilayah tersebut sejak Juli lalu ketika tentara Suriah menawan sandi terakhir ke timur Aleppo, menyebabkan ia terputus pasokan makanan dan bantuan medis untuk selama lebih empat bulan.
Duta PBB ke Suriah, Staffan de Mistura yang gagal dalam negosiasi untuk mendapatkan akses ke wilayah tersebut memperingatkan, waktu sudah hampir habis untuk menghindari bencana kemanusiaan.*