Hidayatullah.com–Setidaknya 5.233 penduduk sipil telah terbunuh di Suriah sejak Rusia mulai melancarkan serangan-serangan udara pada musuh-musuh rezim Suriah pada 2015, menurut perhitungan sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) Suriah lapor Daily Sabah pada Ahad, 1 Oktober 2017.
Jumlah korban itu termasuk 1.417 anak-anak dan 886 perempuan, Jaringan untuk Hak Asasi Manusia Suriah (Syrian Network for Human Rights/SNHR) berbasis di London mengatakan pada sebuah pernyataan hari Minggu.
Suriah jatuh ke dalam perang sipil pada 2011 setelah rezim Bashar al-Assad membubarkan demonstrasi-demonstrasi pro-demokrasi dengan kekejaman yang tidak diduga.
Pada September 2015, Rusia mulai melancarkan serangan udara untuk mendukung pasukan darat rezim keji Bashar al Assad yang bertempur dengan kelompok teroris ISIS di negara itu.
SNHR mengatakan kebanyakan serangan udara Rusia telah menarget wilayah-wilayah yang diduduki oposisi di Suriah.
“Hanya 15% dari serangan-serangan Rusia yang menarget wilayah ISIS di Suriah,” NGO itu mengatakan.
Menurut SNHR, Rusia menggunakan amunisi cluster 212 kali di Suriah, mengutip bahwa kebanyakan serangan itu telah terjadi di barat laut Provinsi Idlib.
Laporan itu juga mengatakan bahwa serangan Rusia di Suriah telah memaksa 2,3 juta penduduk sipil meninggalkan rumah mereka.
Babak pertama perundingan damai antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi telah dilaksanakan di ibukota Kazakhtan, Astana pada 23-24 Januari setelah genjatan senjata runtuh pada 30 Desember.
Perundingan Astana diperantarai oleh Turki, yang mendukung oposisi Suriah, serta Rusia dan Iran, yang keduanya mendukung rezim Assad.*