Hidayatullah.com – Kelompok oposisi melaporkan pada Jumat bahwa mereka menembak jatuh sebuah helikopter rezim Suriah di “zona de-eskalasi” di Suriah barat laut lapor Anadolu Agency pada 14 Februari 2020.
Helikopter itu ditembak tepat ketika sedang terbang di atas provinsi Aleppo barat, di daerah pinggiran kota yang masuk dalam zona de-eskalasi provinsi Idlib.
Pengamat udara oposisi Suriah mengatakan bahwa setelah lepas landas dari Bandara Militer Hamah, sebuah pesawat tempur kembali ke landasan pacu setelah menara pengatur lalu lintas udara mengeluarkan peringatan tentang penembakan jatuh helikopter.
Pada Selasa, tiga orang tewas setelah sebuah helikopter rezim ditembak oleh kelompok oposisi ketika terbang di atas desa Al-Naiyrab, sebelah barat kota Saraqib, di Idlib timur, juga di dekat provinsi Aleppo.
Melanggar genjatan senjata, rezim Assad dan sekutunya terus mengintensifkan serangan udara dan darat pada pemukiman di zona de-eskalasi Idlib.
Pasukan rezim berhasil mengendalikan lahan luas Idlib dan siap untuk merebut kendali jalan raya M5 yang strategis, yang menghubungkan ibukota Damaskus dengan Aleppo, kota kedua terbesar Suriah.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk menjadikan Idlib sebagai zona de-eskalasi di mana tindakan agresi dengan tegas dilarang.
Namun lebih dari 1.800 warga sipil telah terbunuh dalam serangan-serangan rezim dan pasukan Rusia sejak itu, memandang rendah genjatan senjata 2018 dan genjatan baru lain yang mulai berlaku pada 12 Januari.
Baca: Erdogan: Turki akan Hantam Pasukan Pemerintah Suriah “Dimanapun”
Lebih dari 1,7 warga Suriah telah mengungsi ke dekat perbatasan Turki dikarenakan semakin intensifnya serangan rezim dan sekutunya dalam setahun terakhir.
Turki masih menjadi negara dengan jumlah pengungsi terbanyak di dunia, menampung lebih dari 3,7 juta imigran sejak awal perang sipil Suriah pada tahun 2011.*