Hidayatullah.Com–Demikian yang disampaikan oleh Timbalan Pengurus Global Peace, Nur Anwar Hashim, ketika berkkunjung ke penampungan pengungsi di Pesantren Hidayatullah di Lhok Nga, Aceh Besar, Jum’at (21/1/2005).
Cik Nur, demikian beliau dipanggil, datang ke Aceh bersama Shofwan Badrie, Nik Yusuf yang masing-masing bertindak sebagai Penasehat Global Peace. Mereka memilih terlibat dalam perbaikan infrastruktur pendidikan karena melalui cara inilah warga Aceh bisa membangun dirinya dan bisa sederajat dengan bangsa-bangsa lain.
“Kami rupakan bantuan dalam bentuk pembangunan gedung pendidikan dan biaya operasionalnya. Yang penting bagaimana sekolah untuk anak-anak di Aceh bisa segera berjalan.”
Bantuan yang diberikan oleh Global Peace merupakan kumpulan dari donatur-donatur perorangan maupun lembaga dari berbagai negara yang dikhususkan untuk negeri-negara yang terkena bencana.
Tentang besarnya angka bantuan yang akan dikucurkan, Cik Nur menjawab secara diplomatis, “Angkanya relatif, tapi yang penting pendidikannya bisa jalan dengan baik. Untuk di Aceh kami harus selektif memilih mitra yang amanah. Kami sudah pastikan akan bekerjasama dengan Hidayatullah dan Mer C,” tambahnya.
Saat ini Hidayatullah sedang merancang pembangunan sarana pendidikan di beberapa kabupaten di Aceh bentuk bangunan semi permanen. Selain di Lhok Nga, Hidayatullah juga menjajaki kemungkinan membuat pendidikan di Meulaboh, Calang dan Lamno.
Global Peace telah melakukan penyaluran bantuan ke berbagai negara, misalnya ke Bosnia. Khususnya dalam bencana tsunami, Global Peace telah melakukan pembangunan saran pendidikan di negara Srilangka, Indonesia dan beberapa negara lain yang terkena bencana. (Har)