Hidayatullah.com–Seperti telah diberitakan media ini, Din Syamsuddin akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010 menggantikan Prof.Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif. Penetapan Din disetujui secara aklamasi.
Musyawarah pemilihannya dimulai sejak pukul 10.15 hingga pukul 11.10 WIB, Kamis (7/7) siang tadi. Proses pemilihan itu dilakukan oleh 13 formatur terpilih. Mereka adalah; Din Syamsuddin, Haedar Nashir, Muhammad Muqoddas, Malik Fadjar, Yunahar Ilyas, Rosyad Sholeh, Dahlan Rais, Goodwill Zubair, Zamroni, Mukhlas Abror, Bambang Sudibyo, Fasichul Lisan dan Sudbyo Markus.
Usai bersidang, ketiga belas formatur itu langsung menuju gedung Dome UMM dan segera Rosyad Sholeh, Ketua Pemilihan menyampaikan hasinya.
"Setelah dimusyawarahkan, formatur menetapkan Din Syamsudin sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2010," ujar Rosyad.
Rosyad juga menyampaikan mekanisme pemilihan di dalam tim formatur. Pertama-tama ditanyakan kepada seluruh anggota formatur, "Apakah disepakati Din Syamsuddin sebagai calon Ketua Umum PP Muhammadiyah? Pertanyaan itu, kata Rosyad.langsung disambut peserta, "setuju". Tentu saja raut muka pendukung Din nampak berseri-seri. "Hidup Din" pekiknya berkali-kali.
Setelah menetapkan hasil keputusan, Rosyad Sholeh mengetuk palu dan menutup sidang.
News Maker
Nama aslinya Muhammad Sirajuddin Syamsuddin. Atau kerap dipanggil hanya dengan Din. Namanya selalu menjadi news maker semenjak dia aktif di organisasi Pemuda Muhammadiyah.
Tahun 1995, misalnya, tatkala dia masih aktif sebagai Ketua Litbang Golkar, dia pernah mengajukan aktifis PDI, Permadi ke polisi karena ucapannya yang dianggap menghina Nabi Muhammad. Akibat pernyataannya itu, Permadi harus mendekam di penjara selama 8 bulan.
Sebelumnya, di tahun 1990, tatkala masih aktif di IMM, Din ikut mempelopori umat Islam menentang tabloid Monitor dan mengadukan Arwendo Atmowiloto menuju hotel prodeo.
Yang terakhir, namanya menjadi news maker saat menjadi pengurus MUI dan melansir fatwa haram pada bahan penyedab, Ajinomoto.
Putra NU
Sirajuddin Syamsuddin putra asli Sumbawa Besar. Suami Fira Beranata ini sejak kecil dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga Nahdhatul Ulama (NU).
Lulus Pesantren Gontor tahun 1975, Din kemudian melanjutkan studi di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Ushuluddin. Selajutnya dia melanjutkan ke University of California, Los Angeles (UCLA) hingga doktor sampai tahun 1991.
Sebelum aktif di organisasi Muhammadiyah, ia juga pengurus di Ikatan Pelajar NU (IPPNU). "Saya sejak kecil dibesarkan dalam keluarga NU, " ujarnya suatu hari pada hidayatullah.com. Kini anak NU itu, akan mengendalikan Muhammadiyah. (Cholis Akbar)