Senin, 8 Agustus 2005
Hidayatullah.com–Sudah cukup banyak elemen ummat yang menyatakan diri berada di belakang Majelis Ulama Indonesia (MUI), pasca keluarnya 11 fatwa baru-baru ini. Namun masih banyak pula yang masih belum angkat bicara dan memberi sikap, selain yang memang jelas-jelas menentang.
KH Kholil Ridwan, Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI), mengharapkan tokoh-tokoh Islam bersikap tegas agar ummat tidak terus dilanda kebingungan. “Bicaralah, terutama tokoh-tokoh yang punya banyak jamaah dan sering tampil di media massa. Ustadz Aa Gym, Ustadz Arifin Ilham, bicaralah. Jangan sampai ummat dilanda kebingungan,” kata salah satu Ketua MUI ini ketika menjadi pembicara di acara diskusi panel “Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme Pasca Fatwa MUI” di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jakarta kemarin (7/8).
Menurut Kholil, itu diperlukan karena kaum liberal yang menentang fatwa MUI memanfaatkan jaringan media massa cetak dan elektronik sehingga gaungnya menerobos kemana-mana. Akibatnya, fatwa yang telah dirumuskan dengan sangat cermat oleh para ulama itu seperti dilecehkan.
“Fatwa itu dibahas oleh para ahli hadits, ahli Qur`an, tafsir, dan sebagainya selama berbulan-bulan dan diperkuat dengan dalil-dalil yang jelas. Perumusnya adalah ahli-ahli ibadah. Lha kok tiba-tiba ada orang yang tidak jelas shalatnya lalu menentang dan itu menjadi konsumsi ummat melalui media massa, bagaimana ini? Orang-orang ini bahkan mengatakan ulama konyol dan tolol!” kata Kholil.
Meskipun ada berbagai tantangan, kata Kholil, MUI akan terus maju. “Tugas ulama adalah memberi rambu-rambu kepada ummat. Perkara itu dilaksanakan atau tidak, itu urusan seseorang dengan Allah. Wong Al-Qur`an yang sudah jelas-jelas haq saja banyak yang tidak melaksanakannya.” (pam)