Selasa, 9 Agutus 2005
Hidayatullah.com–Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Umat Islam dunia berduka. Juru dakwah dan kristolog mashur dunia, Sheikh Ahmad Deedat berpulang ke rahmatullah di usia 87 tahun. Ahmad Deedat adalah dai dan kristolog dunia yang disegani kalangan Kristen.
Seperti dikutip Arabnews.com, Deedat meninggal hari Senin, (8/7) kemarin. Menantu pria Deedat, Essam Ahmed Mudeer, mengatakan, dunia telah kehilangan juru dakwah tersohor yang telah berjuang untuk Islam selama 60 tahun.
Sebagaimana diketahui, pria bernama lengkap Ahmed Hoosen Deedat ini tak pernah mengenyam pendidikan formal. Meski demikian, kiprahnya dalam dakwah, khususnya dalam bidang kristologi sangat disegani di seluruh dunia.
Karya-karya Deedat seperti; "The Choice-Between Islam and Christianity", "Is the Bible God’s Word?", ; "Al Qur’an the Miracle of Miracles", "What the Bible says about Muhammad?", dan "Crucifixion or Cruci-Fiction?" begitu dikenal dan diakui di seluruh dunia.
Karena itulah Deedat pernah memperoleh penghargaan dari King Faishal Award –semacam hadiah Nobel dari Pemerintah Saudi Arabia– pada tahun 1986 atas karya-karyanya itu.
Semasa hidup, Deedat telah menerbitkan sekitar 22 buku penting dan telah dicetak hingga 20 juta kopi.
Pria kelahiran India, 1918 ini telah banyak menyelamatkan aqidah saudara-saudara Muslim, khususnya di benua Afrika yang telah banyak mengalami serangan Kristenisasi dari para misioaris.
Deedat telah memulai kegiatannya dengan mengajak para pendeta melalui jalan debat sejak usia 16 tahun. Kefasihannya mempertahankan keyakinan Islam dan bukti-bukti keraguan agama Kristen telah diakui kalangan Kristen seluruh dunia.
"Beliau adalah tokoh besar dan perjuangan dia untuk mendakwahkan Islam akan terus dikenang selamanya , " ujar Abu Ammar, mantan mahasiswa di Boston yang pernah mengikuti studi tentang kekristenan tahun 1993 pada Deedat.
Deedat mengalami penurunan kesehatan setelah stroke menyerangnya sejak tahun 1996. Sejak itu dia tergolek lemah dan mengalami kelumpuhan. Kesehatannya yang buruk ini membuat ia sempat berkali-kali diisukan telah meninggal dunia.
Deedat masih berstatus sebagai pemimpin Propagation Centre International (IPCI), sebuah lembaga yang masih dipegangnya hingga meninggal. Baginya, berdebat sebagai satu-satunya jalan membuktikan kebenaran Islam. Melalui perdebatannya dengan kalangan pendeta itulah, hingga hari ini, sudah ribuan orang menjadi Muslim
Deedat telah tiada, namun ia telah meninggalkan warisan ilmu kepada murid-murid atas dakwahnya yang kini telah menyebar di seluruh dunia. (cha, berbagai sumber)