Rabu, 26 Oktober 2005
Hidayatullah.com—I’tikaf (berdiam diri di masjid) adalah ibadah yang biasa dilakukan umat Islam di seluruh dunia untuk menyambut 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan. I’tikaf di masjid Aqsal Madina, Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya, i’tikaf diselingi ‘ngaji’ kitab Ushul Fiqh.
I’tikaf di masjid yang dekat dengan kampung ITS surabaya ini sudah mulai ramai semenjak hari Selasa (25/10) kemarin. Para peserta i’tikaf sebagaian adalah warga pesantren dan sebagaian orang luar. “Dalam permulaan i’tikaf kemarin ada sekitar 5o orang yang ikut, “ ujar Haryono, pengurus pesantren Hidayatullah.
Selain diisi dengan ceramah, kegiatan 10 hari terakhir di masjid yang memiliki kapasitas lebih dari 1000 orang itu juga dilakukan kajian kitab kuning.
Kitab-kitab yang dibedah antara lain; Mabadi’ Awwaliyah dan Sullam Tauhid, serta kitab Arbain Nawawiyah karya Imam Nawawi. Kitab Mabadi’ Awwaliyah dan kitab Sullam al-Taufiq, Dan Safinatun Najah yang berisi Ushul Fiqh. Kitab Arbain berisi tentang hadist-hadist.
Kajian kitab yang diisi oleh ustad Haidar dari Malang ini dilaksanakan hampir seharian. Gelombang pertama dimulai sejak habis Subuh-5.00 WIB, dilanjutkan jam 08-30 sampai 10.00 WIB. Kajian dilanjutkan lagi siangnya dari ba’da dzuhur sampai 13.30. Lalu dimulai lagi pukul 16.30 hingga maghrib. Kajian akan diakhiri setelah shalat isya’ hingga pukul 21.00 WIB.
Menurut pengasuh pesantren Hidayatullah Surabaya, Ustad Ainur Rofiq, pemilihan topik-topik ini, bertujuan memberikan pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan hukum dalam Islam.
“Masyarakat biar tau, bagaimana sebuah perintah menjadi wajib, sunnah atau mubah, “ ujarnya.
Karena itu, menurut Ainur Rofiq, bagi masyarakat umum yang tertarik kegiatan ini bisa langsung datang ke Pondok Pesantren yang berlokasi di Kejawan Putih Tambak, di depan perumahan Laguna Indah Surabaya atau berhubungan dengan panitia 031-5915516 atau 031-70380001. (cha)