Hidayatullah.com–Wakil Ketua MPR AM Fatwa akan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Jakarta, Selasa (16/5). Pemberian gelar itu didasarkan pada pengabdian AM Fatwa selama ini terhadap kegiatan kemasyarakatan dan pendidikan demokrasi.
Pada kesempatan itu AM Fatwa akan menyampaikan pidato “Pendidikan Politik Bernegara dengan Landasan Moral dan Etika.” Acara ini dilangsungkan di gedung serbaguna Universitas Negeri Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla akan memberikan sambutan.
“Selain pengabdian masyarakat, saya dianggap berjasa pada pendidikan luar sekolah,” kata AM Fatwa.
Petisi 50
Pria bernama lengkap Andi Mapetahang Fatwa atau A.M. Fatwa lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939. Ia dikenal sebagai seorang aktivis Muslim.
Semasa Orde Baru, beberapa kali menjadi tahanan politik sejak Orde Lama dan Orde Baru, terakhir bahkan sempat mendapat hukuman penjara 18 tahun yang kemudian mendapatkan rehabilitasi dari Presiden Habibie pada tahun 1998. Ia menjalani hidup di bui secara fisik sebagai tahanan politik kurang lebih 12 tahun.
Suami dari Nunung Nurdjanah dan ayah dari lima orang anak –M.Averus, Dian Islamiati, Ikrar Fatahillah, Diah Sakinah, dan Rijalulhaq– ini pernah aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak 1960, Muhammadiyah (sejak 1959), dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sejak 1993.
Ia pernah aktif menjadi anggota Petisi 50 bersama Ali Sadikin, kelompok oposan yang paling dimusuhi Pak Harto. Namun kemudian mengundurkan diri pada tahun 1996. Fatwa mengundurkan diri dengan alasan sikap politik Petisi sudah “menyimpang” dari tradisi sebelumnya, yakni sudah memihak dan tak lagi bisa berjalan di tengah memberikan kekuatan moral. Sejak itulah Fatwa, bersama Anwar Harjono, Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia dan bekas Sekjen Masyumi (terakhir) ini, menyatakan tak aktif.
Ketika zaman reformasi, ia kemudian bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan melempangkan dirinya menjadi anggota DPR RI dan Wakil Ketua MPR RI periode 2004-2009.
“PII, HMI, dan Muhammadiyah sangat berjasa terhadap pembentukan kepribadian saya,” ujar pria yang pernah meraih penghargaan Bintang Mahaputra ini. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]