Hidayatullah.com–Pemerhati sekaligus praktisi pengobatan herbal Dr. Ali Thoha Assegaf mengatakan, di Indonesia prospek obat-obatan herbal akan semakin baik dan meluas. Sebab, keberadaan obat-obat kimia sintetik sudah kerap kali membuat masyarakat kecewa.
Kekhawatiran masyarakat tak bisa disangkal. Obat-obat kimia sintetik memang masih banyak diragukan masyarakat, terutama umat Islam, baik dari unsur-unsur yang dikandungnya maupun proses produksinya.
”Apalagi jika melihat efek samping dan resistensinya,” kata Thoha kepada hidayatullah.com.
Menurut penulis buku 365 Tips Sehat Ala Rasulullah ini obat-obat herbal lebih mudah didapatkan karena dekat dengan kehidupan manusia dan khasiatnya terbukti, bahkan jauh di atas obat-obat kimia sintetik. Sehingga peluang berkembangnya metode pengobatan Islami dan herbal sangatlah besar.
“Kita tinggal menyiapkan brandware dan menghimpun dokter-dokter yang bersedia,” ujarnya.
Selain itu, hal terpenting adalah melakukan pendokumentasian atas kajian aspek-aspek pengobatan herbal. “Hal ini akan mendorong orang memakai obat herbal,” ujar pendiri Rumah Sehat Afiat (RSA) ini.
Thoha mengakui, selama ini masih sangat kurang penelitian ilmiah yang mengkaji aspek-aspek pengobatan herbal. Adapun yang ada sekarang masih belum berjalan lancar dan sangat minim.
”Harapannya, melalui penelitian yang baik nanti dapat meningkatkan penggunaan herbal kepada masyarakat,” harapnya.
Namun Thoha mengakui, pengobatan herbal belum betul-betul dapat menggantikan obat kimia sintetik yang sekarang banyak digunakan. Karena selama para dokter dan praktisi medis tetap bertahan pada pola pikir Barat dalam masalah pengobatan, maka pengobatan herbal masih jauh dari harapan.
”Untuk itu pola pikirnya dulu yang harus diubah agar praktisi medis betul-betul sadar akan hal ini,” pungkas penemu Metode Smart Healing ini. [ain/hidayatullah.com]