Hidayatullah.com–Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengajak negara-negara anggota Bank Pembangunan Islam memberantas berbagai penyakit menular dan mengembangkan produksi vaksin.
“Tantangan serius adalah bagaimana memperkuat kemampuan negara-negara anggota IDB memberantas berbagai penyakit menular,” kata Menkes dalam sambutan tertulis dibacakan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama pada Pertemuan Tahunan IDB ke-6 di Bandung, Jumat.
Tantangan tersebut dapat dijawab dengan melakukan penelitan dan pengembangan kesehatan bersama antar negara-negara anggota IDB dan transfer pengetahuan.
Kerjasama dalam program kemandirian produksi vaksin, menurut Menkes, tampaknya penuh dengan kesenjangan seperti perbedaan yang luar biasa antara penawaran dan permintaan vaksin.
“Tidak ada jaminan bahwa negara-negara anggota IDB akan menyediakan vaksin selama pandemi di tengah kemampuan produksi dunia yang sangat terbatas,” katanya.
Oleh karena itu, kata Menkes, kemampuan global untuk memproduksi vaksin dan antivirus perlu ditingkatkan.
Sementara itu, PT Bio Farma mengaku akan melakukan lompatan teknologi dan inovasi yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi dan pola kemandirian vaksin, guna mengejar ketertinggalan dari negara lain penghasil vaksin yang tergabung dalam Recognized for Vacccine Production (RFVP), yang bernaung dibawah WHO.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Bio Farma, di Hotel Hyatt tersebut Iskandar memaparkan, inovasi terbaru yang ditawarkan Bio Farma adalah terobosan “Green Technology” yang mengubah vaksin “Animal Origin” menjadi vaksin tanaman atau :Non Animal Origin.
“Agar tidak menghabiskan dana yang berlebihan untuk kebutuhan riset, maka, kami akan menggenjot produksi vaksin ini dengan batas waktu hingga pertengahan tahun depan. Pada masa inilah akan ditentukan, apkah `go atau no go”, namun sejauh ini kami optimis,”tuturnya lagi.
Pada tahun ini, Bio Farma terdapuk sebagai tuan rumah dari “6th Annual Meeting 2010 IDB Self Relience Vaccine Production (SRVP) Program”, yang melibatkan 12 negara Islam dan 30 peserta. Dalam forum pertemuan ini, dibahas mengenai kemandirian negara negara penghasil vaksin, berikut inovasi yang dihasilkannya. [ant/hidayatullah.com]