Hidayatullah.com—Lembaga Sahabat Al-Aqsha pada Ahad (12/7/2020) mengadakan webinar bertajuk “Syukuran Online: Poros Jogokariyan – Ayasofya – Masjidil Aqsha”-sesuai judulnya, sebagai ungkapan syukur atas kembalinya Hagia Sophia (Ayasofya) menjadi masjid berdasarkan keputusan Dewan Negara Turki yang membatalakan dekrit Kemal Attaturk yang mengubah bangunan bersejarah itu menjadi museum pada 1934.
Acara ini menghadirkan Dzikrullah sebagai moderator dan pembicara lainnya, yakni, Salim A. Fillah, Felix Siauw, Dr. Musthafa Umar, Dr. Muinudinillah Basri, Abdullah Hadrami, M. Fauzil Adhim, Syihabuddin Abdul Muiz, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, dan Kak Bimo; dan menghadirkan pula Direktur Eksekutif Islamicjerusalem Research Academy (ISRA) Dr. Khalid El-Awaisi.
Dr Khalid Al-Awaisi, yang juga seorang pengajar ilmu sosial di Universitas Ankara, menekankan bahwa Konstantinopel adalah kota yang pemenangannya telah dinubuahkan oleh Rasulullah SAW dan telah menjadi perhatian sejak masa sahabat.
Muhammad Al-Fatih dari Turki Utsmani lah yang kemudian mewujudkan nubuah tersebut pada 1457, menaklukan Konstantinopel dan lalu menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid dan wakaf umat Islam.
“Maka momen kembalinya Ayasofya menjadi masjid ini adalah momen kembalinya izzah Islam,” ungkap Dr Khalid.
“Suasana hati rakyat Turki pada saat ini tengah diliputi dengan kegembiraan yang ekstrim,” ia menambahkan.
Dr. Tiar Anwar Bachtiar, yang juga seorang guru besar sejarah di Universitas Padjajaran, mengatakan bahwa Ayasofya adalah simbol kemenangan Islam. Saat ia kembali menjadi tempat ibadah umat Islam, pihak yang meradang kemudian adalah Eropa/Barat, yang sebaliknya, menganggap Ayasofya sebagai simbol kekalahan mereka.
Salim A. Fillah, Felix Siauw, dan Dr. Musthafa Umar menyampaikan bahwa Ayasofya adalah kemenangan kecil sebelum kemenangan besar, yakni, pembebasan Masjidil Aqsha.
“Ini adalah penanda inspirasi bahwa waktu kebangkitan umat Islam telah tiba, jalan pembebasasan Baitul Maqdis semakin dekat, in syaa Allah,” ujar Salim A. Fillah.
Sementara, Dr. Musthafa Umar, yang juga pendiri Tafaqquh, mengatakan bahwa kita patut bersyukur kembalinya Ayasofya sebagai masjid terjadi di masa kita hidup. Lalu pertanyaannya kemudian adalah, “Akankah kita juga bisa menyaksikan bebasnya Baitul Maqdis di masa kita hidup, dan layakkah kita atas anugerah tersebut?”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Fauzil Adhim, penulis dan praktisi parenting Islam, bersyair pada acara tersebut dan menyampaikan sebuah perkataan bahwa tak ada yang lebih ditakutkan melainkan para lelaki dan perempuan yang tak bisa dibeli, dan pada mereka lah harapan kemenangan Islam ditambatkan.
Dr Muinudunillah Basri, pembicara terakhir pada malam hari itu, mengatakan, “Gembiranya kita kali ini adalah kegembiraan yang diperintahkan oleh Allah SWT.”*