Hidayatullah.com–Ramadhan memang bulan penuh berkah dan kemenangan. Bagi orang-orang beriman keberkahan tersebut tentu tidak serta-merta dapat diraih hanya dengan berpangku tangan karena lelah menjalankan ibadah puasa.
Sebaliknya produktivitas dan aktivitas di bulan suci kian ditingkatkan dan dioptimalkan. Karenanya Ramadhan juga dipahami sebagai “bulan jihad”. Sebab beberapa perang yang dilakukan Nabi di bulan Ramadhan benar-benar meraih kemenangan gemilang.
Mengenai Ramadhan sebagai bulan jihad, Dr. Zain al-Najah menjelaskan bahwa jihad dimaksud adalah kesanggupan seorang mukmin untuk bersabar dan taat atas syariat Allah SWT. Selain itu, pakar fikih ini juga menghadirkan beberapa fakta sejarah mengenai kemenangan umat Islam dalam perang melawan kebatilan yang diserukan orang-orang kafir.
“Jihad dalam bulan Ramadhan itu ada dua. Pertama yang berdimensi ruhiyah seorang mukmin untuk berlatih sabar, menahan hawa nafsu dan berusaha sekuat tenaga menghindari maksiat. Intinya “jihad” di bulan Ramadhan menjalankan semua itu dengan kesungguhan yang luar biasa.”
“Kedua, “jihad” dalam arti istilahnya yakni perang. Jika “jihad” pada dimensi ruhiyah berhasil dilakukan umat Islam tentu “jihad” dalam arti perang pasti akan membawa kemenangan,” jelasnya kepada hidayatullah.com.
Zain menghadirkan beberapa fakta sejarah berupa peristiwa perang yang terjadi di bulan Ramadhan yang semuanya berbuah kemenangan.
“Perang Badar, umat Islam yang jauh tertinggal secara kuantitas mampu melawan dan mengalahkan kaum kafir Quraisy ketika itu. Perang tersebut terjadi pada tahun kedua hijriyah di bulan suci Ramadhan.”
“Kemudian Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah) pada tahun kedelapan hijriyah. Kembali umat Islam meraih kemenangan spektakuler, menang tanpa setetes darah pun tertumpahkan,” ungkapnya dengan penuh semangat. Mengapa justru disaat-saat puasa, umat Islam bisa meraih kemenangan.
Zain yang juga aktif dalam studi pemikiran Islam INSISTS itu menjelaskan karena target dari Ramadhan telah terpenuhi.
“Kemenangan-kemenangan yang luar biasa itu terjadi karena puasa benar-benar dipahami sebagai sebuah media untuk menjadi insan yang bertaqwa. Para sahabat ketika itu benar-benar mengendalikan diri dan tidak berbuat kecuali atas landasan syariat, bukan sekedar keinginan apalagi nafsu. Itu sebabnya mengapa dikatakan bahwa “jihad” melawan nafsu itu sebagi “jihad” akbar,” jelasnya.
Oleh karena itu, pakar fikih ini mengajak umat Islam benar-benar menjadikan bulan Ramadhan kali ini sebagai bulan jihad untuk meraih kemenangan dan kemuliaan bersama.
“Ya sekarang kita harus benar-benar siap berjuang mengendalikan diri. Sebab sukses di bulan Ramadhan akan membawa sukses dibulan lain. Insyaallah dengan kemampuan kita mengendalikan diri, kebaikan-kebaikan dan kemenangan-kemenangan umat Islam akan segera menjelang,” katanya. [imam/hidayatullah.com]