Hidayatullah.com–“Terpuruknya perekonomian nasional dan lemahnya perdagangan nasional terhadap perdagangan internasional, serta lemahnya ekonomi rakyat menjadi perhatian penting bagi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI),” demikian pernyataan Ismail Nachu, Ketua Orwil ICMI Jatim pada orasi pelantikan pengurus ICMI Jatim kemarin.
Pernyataan Ismail ini disampaikan sebagai bagian dari usaha mendoro pertumbuhan peningkatan saudagar muslim ditingkat grass root, tambahnya. Satu alasan tekad ini dikemukakan karena ICMI telah membangun infrastruktur ekonomi finasial dengan tumbuhanya bank syariah dan 4 ribu BMT di seluruh Indonesia.
“Sekarang, saatnya ICMI beserta infrastrukturnya termasuk Pinbuk dan koperasi syariah harus mendorong lahirnya pengusaha atau saudagar Muslim yang tangguh dan menguasai pasar.”
Sementara itu, Dr Ilham Akbar Habibie, Ketua Umum ICMI Pusat mengamini program fokus yang dilahirkan dari Orwil Jatim ini.
Mengawali sambutan dan orasinya di acara pelantikan ICMI Jatim, Ilham mengatakan, lahirnya bangsa yang maju juga dikarenakan adanya pengusaha yang kuat.
“Lahirnya bangsa besar dan negara maju, salah satunya adalah lahir dan munculnya penguasaha yang kuat. Dan penguasaha yang kuat akan lahir dengan diiringi teknologi yang maju untuk membangun jaringan,” tegas Ilham.
Karena itu, ide besar membangun dan menguatkan saudagar Muslim ini harus dijadikan program utama ICMI yang akan datang.
Sudah barang tentu potensi usaha perekonomian rakyat harus sesuai dengan kebutuhan pasar. Dan program ini akan terkoneksi dengan program pusat yaitu pemberdayaan ekonomi syariah yang akan dilahirkan dari masjid sebagai episentrumnya.
Jika pengusaha muslim atau saudagar muslim bangkit, maka akan lahir fanatisme dan potensi pasar ekonomi rakyat yang handal, katanya.
Potensi Masjid
Selain melahirkan saudagar Muslim, kata Ilham, harus juga digerakkan pula pusat ekonomi kaum Muslimin dari masjid.
“Saya mencoba meluncurkan program i-masjid. Artinya pusat pemberdayaan ekonomi masjid itu dimulai dengan merapatkan infra struktur ekonomi di halaman masjid atau di sekitar masjid,” jelasnya.
Menurutnya, pilot projek ini sudah dilakukan di Padang. Ada salah satu masjid diberdayakan dengan struktuktur finansial itu dengan adanya konter Bank Muamalat yang dibangun awal oleh ICMI.
Masih pemberdayaan masjid, kata Ilham, setiap menara Masjid Agung disertai BTS-BTS yang terkoneksi dengan potensi umat. Selain masjid itu sendiri harus tersedia program-program konsultasi agama maupun muamalat perekonomian, kesehatan, dan pendidikan.
“Inilah kerja utama ICMI lima tahun ke depan yang harus tersosialisasi dengan segera, ” tegasnya.*