Hidayatullah.com–Virus pemikiran sesat sekularisme, pluralisme, dan liberalisme atau biasa disingkat ‘Sepilis’ kini jadi sorotan aktivitis Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) se-Surabaya Raya. Paham Islam sesat ini dinilai bisa menghancurkan sendi agama Islam dan Indonesia di mada depan.
Karena itu, untuk menangkalnya, lembaga dakwah yang identik dengan kaum agen perubahan muda ini mengadakan program “Islamic Basic Study” (IBS). Program ini seperti kuliah agama pada umumnya hanya didesain lebih fleksibel bagi mahasiswa. Materinya berkenaan dengan keahlian mahasiswa yang dikaji sesuai dengan perspektif Islam.
“Jadi di IBS ini ada program dasar agama, latihan khotbah Jumat, bahkan hingga ke skill, seperti jurnlistik dan sebagainya,” ujar Fahmi Angriawan, Ketua Puskomda FSLDK Surabaya.
Menurut Fahmi, program ini diadakan setiap pekan sekali secara bergantian di beberpa kampus yang telah ditentukan. Lama program ini selama tiga semester.
“Pemahaman ini ancaman Indonesia masa depan. Mahasiswa harus waspada dan hati-hati paham sesat ini,” katanya kepada hidayatullah.com usai seminar “Kebangkitan Ilmu Pengetahuan Indonesia” di Gedung Pasca Sarjana ITS, Surabaya (12/6).
Menurut mahasiswa fakultas hukum Universitas Surabaya ini, paham sesat itu sulit diidentifikasi, terlebih untuk mahasiswa yang minim pengetahuan Islamnya. Apalagi, cara merusaknya halus dan sistematis hampir ke setiap sendi kehidupan.
Ekses dahsyat paham itu, kata Fahmi jika dibiarkan bisa jadi fenomena gunung es yang berbahaya. Orang yang terinveksi virus ini bisa sesat dan tidak bisa melihat Islam secara otentik sesuai dengan sumber aslinya. Hal itulah yang membuat keprihatinan di FSLDK Surabaya Raya.
Menurut Fahmi, semua FSLDK se-Surabaya Raya telah sepakat dan siap bergabung. Yaitu, Surabaya, Gresik, Madura, Tuban, Bojonegoro, Sidoarjo, Mojokerto, dan Malang. FSLDK sendiri telah bekerjasama dengan beberapa lembaga Islam.
Di antaranya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations( INSISTS), Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (Inpas) Surabaya, Pesantren Gontor, dan rencananya juga akan menggandeng Departemen Agama.
IBS sendiri resmi dilauncing bersamaan dengan seminar tentang Ilmu pengetahuan yang dihadiri anggota FSLDK. Hadir sebagai pembicara, Dr. Syamsuddin Arif, MA dosen Internasional Islamic University of Malaysia yang juga peneliti INSISTS dan Ahmad Dimyati, alumnus megister pemikiran Islam dari Universiti Malaya.*