Hidayatullah.com—Meski ada sebagian ormas Islam yang telah menentukan Hari Senin (01/08/2011) sebagai awal puasa Ramadhan 1432 H. Namun, beberapa ormas Islam lain masih menunggu keputan pemerintah.
Sementara itu, pemerintah baru menggelar sidang isbat untuk menentukan awal puasa petang ini pukul 17.00 WIB. Demikian pula halnya dengan NU, yang baru petang ini menerjunkan tim untuk melakukan rukyatulhilal. ’’Kepastiannya kita tunggu bersama saat sidang (isbat) nanti,’’ ujar Menteri Agama Suryadharma Ali kemarin.
Sidang isbat bakal mengumpulkan hasil pantauan tim yang melihat (rukyat) hilal dari beberapa titik di tanah air. Tahun lalu Kemenag mengumpulkan hasil pantauan hilal dari 12 titik di Indonesia.
Antara lain, Biak, Pantai Barat Kupang, Mataram, Makassar, Tenggarong, Condrodipo Gresik, Bukit Belabelu di Jogjakarta, dan Observatorium Bosscha di Bandung. Tahun ini titik melihat hilal juga tidak mengalami perubahan.
Menag tidak memungkiri, penetapan 1 Ramadhan versi pemerintah mungkin tidak berbeda dengan versi Muhammadiyah.
’’Peluang bersamaan itu ada. Kan lebih baik jika bersamaan,’’ tandasnya. Tetapi, dia kembali menegaskan, ketetapan pemerintah masih menunggu hasil sidang isbat.
Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Nasaruddin Umar menjelaskan, jika memang ada perbedaan dalam permulaan 1 Ramadhan, itu tidak perlu dijadikan perdebatan. Dia mengimbau seluruh umat Islam untuk saling menghormati.
Perbedaan awal 1 Ramadhan berpeluang terjadi karena ada beragam versi penentuan. Misalnya, penggunaan metode rukyat atau melihat hilal dan metode lainnya dengan hisab.
Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Masjid Istiqlal Mubarok juga belum memastikan kapan salat tarawih pertama digelar. Dia mengatakan, Masjid Istiqlal mengikuti keputusan pemerintah.
’’Intinya, kami sami’na wa atho’na (mendengar dan mengikuti, Red) keputusan Kemenag,’’ jelasnya.
Rais Syuriah PB NU Masdar Farid Masudi tadi malam menjelaskan, PB NU masih belum memutuskan awal 1 Ramadhan 1432 H.
’’Kami konsisten menggunakan metode rukyat. Pada intinya, kami sama dengan pemerintah,’’ ujar Masdar.
Sebelumnya, saat menjawab pertanyaan wartawan di Istana Presiden, Menteri Agama mengatakan kemungkinan tidak ada perbedaan.
“Mudah-mudahan pada 31 Juli langit cerah sehingga tidak ada perbedaan pendapat di antara tim yang lakukan proses ruqyah,” katanya.*