Hidayatullah.com — Gusdaji, seorang peneliti, penggiat dan juga pengusaha budidaya jamur tiram yang cukup populer namanya di Kota Bogor mengaku siap mewakafkan waktu dan tenaganya untuk membimbing serta membina santri yang serius ingin terjun ke dunia usaha budidaya jamur tiram.
Ia yang berbicara bersama istri di hadapan peserta Training Budidaya Jamur Tiram bertajuk “Menuju Yatim dan Dhuafa Produktif” Sabtu lalu dan menyatakan siap mewakafkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan membina secara berkelanjutan para santri di pesantrennya masing-masing.
“Saya siap membantu membina santri untuk dididik mengembangkan usaha budidaya jamur tiram,” kata Gusdaji di harapan peserta training, Sabtu (14/04/2012).
Gusdaji dikenal sebagai sosok pengusaha yang cukup sukses di bidang budidaya jamur tiram. Ia kerap memberikan pelatihan membina beberapa pem-budidaya jamur di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa mahasiswa Institut Pertanian Bogor juga magang di tempatnya.
Selain jamur, saat ini Gusdaji juga sedang mengembangkan produk olahan dengan bahan baku jamur seperti sate jamur, naget jamur, kripik jamur, dan lain-lain. Hal dilakukan Gusdaji karena ia berharap dengan ini dapat meningkatkan harga jual jamur tiram.
“Sebab saat ini banyak petani termasuk petani jamur namun hanya sedikit dari mereka yang mampu menikmati hasil pertaniannya,” katanya.
Sebanyak 41 orang anak yang merupakan duta dari 3 pondok pesantren binaan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) mengikuti training budidaya jamur tiram berlangsung di “Rumah Jamur bu Muchtar”, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Para peserta berkumpul dan berangkat bersama dari Pondok Pesantren Hidayatullah Depok pukul 08.30 dengan menggunakan “Mini Bus FIF” salah satu mitra/sponsor program kegiatan ini.
Pelatihan budidaya jamur tiram ini dibimbing langsung oleh Gusdaji dan Istri, salah satu peneliti, penggiat dan juga pengusaha budidaya jamur tiram. Rangkaian acara dikemas dalam 2 sesi, yakni belajar di kelas melalui penyampaian materi dan praktek lapangan.
Ilham Sijaya, peserta training yang juga santri Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Sindur Bogor ini mengaku bersyukur dapat mengikuti pelatihan ini. setidaknya, aku dia, dirinya sudah punya bekal untuk mengembangkan budidaya jamur ke depannya.
Senada dengan itu, Saifullah, dari Pondok Pesantren Hidayatullah Depok asal Kalimantan Timur ini mengatakan akan segera bertindak.
“Saya dan teman-teman insyaAllah siap mengembangkan budidaya jamur tiram ini di pesantren kami” katanya.
Kepala Departemen Program dan Pendayagunaan BMH Pusat, Firman Z.A, dalam sambutannya mengatakan pelatihan ini adalah merupakan bagian dari program Bahagiakan Yatim dan Dhuafa. Pihaknya berharap pelatihan ini akan dapat melahirkan santri-santri produktif yang mampu menjadikan mereka dan juga pesantren mandiri.
“Dan tentunya harapan besar BMH adalah, program ini dapat menyebar memberi manfaat untuk santri-santri binaan kita di berbagai pesantren di pelosok negeri,” tandasnya.
Untuk kelanjutan pelatihan ini kedepannya akan ada santri dari ke 3 pesantren ini yang magang di tempat praktek Gusdaji dengan tempo sekitar 2 minggu sampai sebulan.*