Hidayatullah.com–Komisi VIII DPR menyoroti kasus pelanggaran asusila yang begitu tinggi di Bengkulu sekaligus meminta pemerintahan setempat mencari formula mengatasi hal itu.
“Bengkulu menjadi sorotan dalam kasus incest (hubungan seks sedarah) sehingga kami mengharapkan ini menjadi perhatian pemerintah daerah,” kata ketua rombongan anggota Komisi VII DPR, Ida Fauziah, di Bengkulu, Senin (16/04/2012) dikutip Antara.
Ia mengungkapkan hal itu dalam rapat dengar pendapat dengan pejabat daerah yang berkaitan dengan masalah sosial, agama dan kebencanaan, yang dipimpin Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah.
Masalah sosial terutama yang terjadi dalam hubungan sedarah menurutnya masalah penting yang harus diatasi.
“Ini berkaitan dengan moral dan tentu ada penyebabnya, itu yang harus dicari akar masalahnya,” katanya.
Hamsyah mengatakan cukup prihatin dengan tingginya kasus asusila di Bengkulu.
“Ini memang menjadi keresahan semua pihak karena kasus asusila, bahkan dalam hubungan kekeluargaan seperti incest cukup sering terjadi,” katanya.
“Saya sudah mengumpulkan tokoh masyarakat dan tokoh agama membahas kondisi ini, salah satu solusinya adalah peningkatan iman dan peningktan moral,” katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar proaktif melakukan kontrol sosial, bukan menjauhi korban incest tapi ikut menolong mereka sehingga kehidupan sosialnya kembali normal.
Sementara itu Yayasan Cahaya Perempuan Bengkulu menyebutkan peningkatan kasus incest semakin mengkhawatirkan dalam tiga tahun terakhir.
“2008 ada lima kasus, 2009 hanya dua kasus lalu meningkat menjadi 13 kasus pada 2010 dan semester pertama 2011 kami menangani tujuh kasus incest yang menimpa korban dengan kisaran usia 5 hingga 18 tahun,” kata Manajer Program Yayasan Cahaya Perempuan WCC, Tety Sumery.*