Hidayatullah.com–Dengan mengambil moment bulan Rajab HTI Jabar kembali akan menggelar Konferensi Tokoh Umat dengan tema,”Khilafah,Model Terbaik Negara yang Menyejahterakan”. Dalam acara tersebut akan membahas tentang tema besar yakni masalah ekonomi yang berbasis ekonomi Islam dengan sistem syariah.
Demikian diungkapakan Humas HTI Jabar,Luthfi Afandi dalam konferensi pers yang digelar di Bandung,Jum’at (25/5/2012). Luthfi menambahkan bahwa agenda tersebut mempunyai maksud yakni mengingatkan umat dan para tokoh bahwa satu –satunya institusi yang dapat memberi kesejahteraan bagi Muslim maupun non Muslim hanyalah sistem Islam.
Sementara itu dipilihnya tema dan agenda membahas tentang ekonomi dikarenakan bahwa saat ini semua sistem ekonomi dunia selain ekonomi Islam tidak memberi dampak kesejahteraan bagi masyarakat khususnya umat Islam.Yang ada hanyalah memberi kekayaan bagi segelintir orang saja.
“Kenyataannya hampir sebagian besar negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim adalah negara miskin atau berkembang.Ironisnya meski kaya akan sumber daya alam (SDA) namun sumber-sumber alam tersebut kenyataannya masih di kuasai oleh pihak asing.Misal Indonesia yang lebih dari 81 persen di kuasai asing,” ujarnya.
Sementara itu pelaksanaan konferensi sendiri akan berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Kota Bandung,hari Ahad tanggal 27 Mei 2012 selama seharian. Paparan dan dialog ekonomi Islam rencananya akan disampai beberapa pakar ekonomi terkait.Panitia sendiri menargetkan undangan yang datang sekitar 3500 orang di Jabar.
Tokoh-tokoh tersebut terdiri atas unsur ulama, mubalighah, intelektuan/akademisi,para pengusaha termasuk mahasiswa dan pelajar.
“Kami harapkan konferensi tersebut dapat menyatukan komponen tokoh umat dalam dakwah Islam,baik dari ulama,akademisi,pengusaha dan lainnya dalam gerak langkah serta jalur lurus yakni sistem ekonomi Islam,”jelas Luthfi.
Menurut informasi acara serupa juga akan di gelar di 11 kota besar di Indoenesai seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar dan lainnya, dengan hari yang berbeda.*