Hidayatullah.com–- Proses menuju kemerdekaan Palestina terus dinanti bukan hanya oleh Rakyat Palestina, tapi juga seluruh umat Islam di dunia. Namun kemerdekaan Palestina tidak terlepas dari keberadaan negara –negara Islam di Timur tengah.
Menurut Syeikh Hani Rafiq Hameed Awwad keberadaan revolusi yang terjadi di Tunisia, Mesir, Libya hingga Suriah merupakan momen penting untuk memberikan perubahan pada wajah perpolitikan Islam di Timur Tengah.
“Jika Negara Timur Tengah memiliki komitmen terhadap Islam yang baik, semua ini jelas akan sangat berpengaruh kepada penyatuan negara – negara Islam di timur tengah dan akan sangat memberikan efek kepada proses kemerdekaan Palestina,” ujar pria yang juga anggota Al Ikhwan al Muslimin ini saat silahturahim ke kantor redaksi Hidayatullah Media Grup, Senin (11/06/2012).
Menurut Mahmoud Hashem Anbar, jika Pemilu dimenangkan oleh Ahmad Rafiq maka ini suatu kemunduran bagi revolusi Mesir. Sedangkan rakyat Gaza sendiri berharap Muhammad Mursy bisa memenangkan Pemilu di mesir.
“Muhammad Mursy adalah seorang reformis Islam, kemenangan dia akan sangat berpengaruh kepada Jalur Gaza. Jika Mursy menang maka kita tidak perlu lagi visa dan passport hanya untuk pergi ke Jalur Gaza melalui perbatasan Mesir. Kalau Mesir menjadi negara yang kuat islamnya, maka ini akan berefek pada kekuatan Gaza, terlebih bahwa kami dan Mursy berlatar belakang harakah yang sama,” jelasnya.
Ketika disinggung mengenai konflik Suriah. Syeikh Mahmoud menjelaskan bahwa konflik yang terjadi di sana bukanlah masalah sosialis versus kapitalisme semata. Namun memang sudah merupakan benturan antara hak dan bathil.
“Ada juga yang mengatakan ini juga perang Syiah dan Sunni, justru peperangan ini sebagai tanda bahwa kemenangan sudah dekat. Karena jika haq dan bathil itu sudah bertempur secara terbuka maka dari situlah tanda tanda kemenangan sudah dekat,” jelasnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia menambahkan, rakyat Gaza sendiri termasuk yang sangat anti terhadap kehadiran kelompok Syiah di antara mereka. Negara Iran pernah ingin membantu mendirikan rumah sakit International di Gaza dengan nama Rumah Sakit Imam Khomaeni. Namun rakyat Gaza menolak tegas. Menurut mereka konflik antara Iran, Israel dan Amerika hanyalah sebuah sandiwara belaka untuk menarik simpati rakyat Sunni agar memfigurkan sosok seperti Ahmadinejad hingga Hizbullah yang sarat dengan kepentingan Syiahnisasi di dunia Islam.*