Hidayatullah.com–Pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah di Gedung Merdeka Bandung, pada tanggal 21-24 Juni tidak akan dijadikan ajang politik praktis, seperti membahas pencalonan Ketua Umum Muhammadiyah Din Samsudin sebagai capres 2014 atau menentukan dukungan politik untuk salah satu calon di Pilgub Jabar 2013.
“Jadi Tanwir itu tidak mungkin, seperti menyiapkan satu keputusan bahwa Pak Din sebagai capres. Hal itu tidak mungkin, bukan maqomnya,” kata Ketua Panitia Lokal Tanwir Muhammadiyah, H Rafani Akhyar, di Aula Mujahidin, Kota Bandung, Selasa (19/6/2012).
Ia menuturkan, Tanwir sesuai namanya memiliki arti memberikan pencerahan, akan lebih menitikberatkan pada pembahasan internal Muhammadiyah dan perkembangan aktual di Indonesia.
“Ini sesuai namanya, memberikan pencerahan. Jadi kalau sampai mengusung capres atau lainnya, maka itu akan lebih ke wilayah politik praktis. Memang momentumnya kan mendekati Pilgub Jabar, tapi Muhammadiyah tidak akan ikut campur dalam politik praktis,” katanya.
Akan tetapi, kata Rafani, pihaknya selaku bagian dari ormas Muhammadiyah berharap sosok atau figur yang memimpin Jabar di tahun 2013 ialah yang religius, negarawan, dan profesional.
Menurutnya, tanwir yang diadakan di Gedung Merdeka Bandung itu merupakan tanwir pertama pasca-Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogjakarta.
“Tanwir kali ini mengusung tema “Gerakan Pencerahan Solusi untuk Bangsa” dan akan berlangsung sampai Minggu (24/6),” kata Rafani.
Dikatakannya, tanwir ini diikuti oleh 310 peserta se-Indonesia dan oleh sekitar 1.500 jamaah Muhammadiyah se-Jawa Barat.
Wakil Presiden (Wapres) Boediono direncanakan membuka tanwir Muhammadiyah di Gedung Merdeka.
“Selain itu juga akan dihadiri Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Din Syamsuddin,” ujar Rafani, seperti diberitakan Antara.
Sementara itu, Ketua Panitia Pusat Tanwir Muhammadiyah Dadang Kahmad menambahkan, beberapa agenda internal yang akan dibahas dalam Tanwir tersebut adalah perkembangkan isu-isu teraktual mengenai ekonomi, pendidikan, dan sosial.
“Salah satunya ialah bagaimana langkah statregis Muhammadiyah, terutama kita ingin mengoptimalkan dakwah di kelompok marginal dan menengah atas,” kata Dadang.*