Hidayatullah.com–Penempatan dana jamaah haji senilai Rp 40 triliun harus tepat. Investasi yang tidak berisiko jadi pilihan. Hal ini sekaligus untuk menekan angka potensi penyelewengan uang jamaah.
Demikian disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Anggito Abimanyu. Sebagai bekas Kepala Badan Kebijakan Fiskal di Kementerian Keuangan, dia mengaku lebih paham mengoptimalkan setoran awal haji yang mengendap hingga Rp 40 triliun.
“Yang jelas kita akan membuat bagaimana dana ongkos haji itu menjadi optimal,” kata ekonom UGM ini di Jakarta, kemarin, dilansir laman Rakyat Merdeka, Kamis (28/6/2012).
Dia mengatakan, dana setoran awal Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang masuk ke pemerintah jumlahnya sangat besar hingga menembus Rp 40 triliun. Sementara penempatannya dirasa belum maksimal.
“Dana yang masuk tidak sebanding dengan tingkat optimalisasinya,” kata Anggito.
Untuk mengoptimalkan dana haji, lanjut Anggito, penempatannya tidak hanya terbatas pada tabungan atau deposito. Untuk penempatan di sukuk, dia akan mengkalkulasi hitungan yang tepat. “Saya akan hitung yield-nya berapa, cocoknya untuk tenor berapa lama, sehingga hasilnya maksimal,” kata Anggito.
Sebelum ditetapkan menjadi Dirjen PHU Kemenag, Anggito sejatinya sudah pernah menyodorkan formula pengelolaan dana haji kepada Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA). Formula yang dia sodorkan dulu adalah sebuah sistem yang mencocokkan pendaftaran calon jamaah di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag dengan simpanan dana haji.
“Termasuk jika perlu juga mensikronkan dana haji ini dengan dana abadi umat,” ujar Ketua Umum Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) itu.
Dia yakin jika pengelolaan serta investasi pundi-pundi keuangan yang bersumber dari masyarakat tepat dan efektif, masyarakat bisa merasakan hasilnya secara siginifikan.
Pria kelahiran Bogor 19 Februari 1963 ini untuk sementara belum bisa memaparkan persiapan teknis penyelenggaraan haji 1433 H/2012 M.
“Saya harus rapat dulu dengan para direktur,” katanya.
Ditanya kemungkinan menempatkan dana di pasar modal, pihaknya hanya akan menempatkan dana haji pada instrumen yang tidak berisiko. “Saya kira tidak, dana ini kan bukan untuk mencari gain (keuntungan),” ujarnya.*