Hidayatullah.com—Richard Millet, penulis dan editor Prancis yang disegani, menimbulkan kontroversi setelah mengeluarkan pernyataan tentang Anders Breivik, pelaku pembunuhan massal di Norwegia, yang disebutnya sebagai “tidak diragukan lagi adalah apa yang patut diterima Norwegia.”
Millet mengaku telah membaca semua 1.500 halaman manifesto yang ditulis oleh Breivik di internet dan menegaskan bahwa dirinya tidak menyetujui tindak kejahatan yang dilakukan pemuda Kristen itu.
Namun demikian, Millet memuji tulisan Breivik dan seruan tentang kebenciannya atas demokrasi sosial, imigrasi dan multikulturalisme.
“Breivik tanpa diragukan lagi adalah apa yang patut diterima Norwegia,” kata Millet dalam tulisannya setebal 18 halaman.
“Dia (Breivik) seperti seorang anak dari keluarga yang hancur, seperti retakan ideologi dan rasial yang disebabkan oleh imigrasi dari luar Eropa selama sedikitnya 20 tahun teakhir,” kata Millet, yang telah menjadi editor untuk sejumlah buku peraih penghargaan di Prancis.
Pujian Millet atas Breivik mendapat kecaman dari lingkungan kesusasteraan, di mana penulis Annie Ernaux menyebut tulisan Millet itu sebagai “tindakan yang secara politik berbahaya.”
Seorang penulis lainnya, Tahar Ben Jelloun berkata, “Dia (Millet) sudah kehilangan kepalanya.”
Sementara penulis lain agak lembut mengkritik Millet.
“Dia masih editorku,” kata Alexis Jenni. “Saya tidak ingin berpihak di depan publik dalam masalah ini. Millet dipercaya hanya dalam dunia sastra.”
“Dia adalah seseorang yang menulis dengan sangat baik. Ide-idenya yang dipertanyakan tidak mengurangi kualitas kesusateraannya,” imbuh Jenni.
Hakim memvonis Breivik 21 tahun penjara atas kematian 77 orang dalam dua serangan mematikan, yang diklaimnya sebagai upaya melindungi Norwegia dari penyebaran Islam di Eropa pada umumnya dan khususnya Norwegia.*