Hidayatullah.com– Sesibuk apapun seorang aktivis berdakwah jangan pernah memberikan perhatian kepada keluarga dengan waktu sisa. Percuma menjadi pendakwah dan mengurusi ummat namun gagal dalam mentarbiyah keluarga.Demikian pesan yang disampaikan anggota Dewan Syuro Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), Dr Ahzami Samiun Jazuli.
“Kita semua (aktivis dakwah) akan susah menyampaikan dakwah Islam, jika kita tidak berhasil dalam mentarbiyah keluarga kita,” jelas nya dalam kegiatan “Malam Bina Iman dan Takwah (Mabit)” di Islamic Center Iqro Pondok Gede Bekasi, Sabtu (06/10/2012).
Menurut, staf pengajar program psasca sarjana IAIN Jakarta dan IAIN Padang ini, sebuah gerakan dakwah yang mempengaruhi masyarakat dipengaruhi dari kekokohan jamaah dakwah itu sendiri. Kekokohan sebuah Jamaah akan sangat vital mempengaruhi lingkungan baik dari tataran Rukun Tetangga (RT) hingga ke tatanan negara.
Namun, kekokohan tersebut tidak akan pernah terwujud tanpa adanya kekokohan tarbiyah islamiyah di dalam keluarga aktivis dakwah itu sendiri.
Menurut penulis buku “Al Hijrah fil Al Qur’an Karim” ini, salah satu aset vital dalam keluarga adalah anak. Anak adalah corong kaderisasi yang menjadi salah satu kunci kelanjutan dakwah. Menanam nilai-nilai keislaman kepada anak dengan penuh kasih sayang menjadi wajib bagi seorang aktivis mentarbiyah keluarganya. Mulai dari mengontrol ibadah, hafalan Al Qur’an hingga ke prestasi pendidikan umumnya di sekolah.
Ahzami juga mengutip nasehat dari ulama Muhammad Quthb Rahimahullah, kader-kader dakwah harus selalu mampu berprestasi baik dalam dakwah maupun prestasi sosial di masyarakat. Kunci prestasi sosial aktivis dakwah dalam masyarakat dimulai dari prestasi kesholehan keluarganya.
Keluarga seorang aktivis dakwah harus menjadi teladan dalam masyarakat. Teladan dalam agama juga teladan dalam berperan aktif ditengah-tengah dinamika kemasyarakatan.
“Kesuksesan itu terjadi ketika terdapat sinkronisasi antara dinamika akademis (kemasyarakatan) dengan dinamika pergerakan dakwahnya berjalan seimbang, di mata formal masyarakat dia khair (baik), di dalam tarbiyah dan dakwahnya dia juga khair,” tambahnya lagi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kegagalan dalam mentarbiyah keluarga akan membuat masyarakat antipati terhadap dakwah itu sendiri. Karena itu Ahzami mengingatkan agar tidak menyediakan waktu sisa untuk keluarga. Waktu untuk dakwah dan waktu untuk mentarbiyah keluarga harus ada dalam posisi yang sama-sama prioritas.
Menurutnya lagi, kedua hal ini harus ada dalam kondisi seimbang. Itulah kunci kekokohan tarbiyah dalam keluarga. Kekuatan tarbiyah keluarga itu sendiri adalah pondasi paling mendasar dari kekokohan gerakan dakwah Islam.*