Hidayatullah.com–Minimnya informasi saudagar dan penguasaha antar Negara menyebabkan perdagangan Indonesia dengan Turki kurang berjalan secara optimal. Guna menjembatani masalah ini, Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) Jawa Timur mengadakan acara silaturrahim yang dikemas dalam gathering bisnis antara saudagar Muslim Surabaya dengan Turkish Indonesian Trade Association (TITA). Demikian disampaikan Ismail Nachu, Ketu Umum ICMI Orwil Jatim.
Menurut Ismail Nachu, pertemuan yang berlangsung di hotel JW Marriot Surabaya, belum lama ini dilakukan dalam rangka peningkatan usaha untuk bias menjajagi perlunya hubungan investasi di kedua belah pihak. Agenda yang digagas Tim Saudaga Muslim ICMI Jatim kali ini selain menumbuhkan usaha baru dan tentu juga meningkatkan produkstifitas usaha.
Acara yang gathering bisnis yang bertemakan, “Indonesia the next bigthing” menurut Andi Sufariyanto, pengusaha kosmetik yang juga bendahara ICMI Jatim itu dalam rangka mewujudkan pola kerjasama hubungan perdagangan kedua Negara.
“Turki punya peluang besar untuk masuk dan berinvestasi di Indonesia karena dinamika perdagangan dan usaha di Indonesia terus berkembang dan menjadi salah satu rujukan perdagangan dunia. SedangkanTurki di mata pengusaha Indonesia juga lahan perdagangan yang perlu ditingkatkan,” tambahnya.
Sementara itu, Mustafa Eroglu, Sekretaris Turkish Indonesian Trade Association (TITA) mengatakan, usaha perdagangan Turki – Indonesia mengalami pertumbuhan yang lamban karena tidak munculnya informasi dan komunikasi usaha yang optimal selama ini.
Oleh karena itu diperlukan aksi cepat untuk mewujudkan usaha ini dengan saling memberikan informasi perdagangan yang layak kedua Negara, jelas Mustafa.
Perlu untuk diketahui TITA merupakan perkumpulan bisnis yang mewakili ketertarikan para pelaku bisnis sektor swasta terhadap hubungan komersial /bisnis antara Indonesia dan Turki. Adapun visi dan misinya peningkatan jaringan bisnis Indonesia-Turki serta pengembangan persahabatan antar komunistas dua Negara.
Menurut Mustafa, Indonesia dan Turki merupakan pintu gerbang bagi promosi perdagangan Eropa-Afrika. Dilihat dari sisi investasi, Turki bisa menjadi pintu gerbang investor-investor Eropa-Afrika yang akan berinvestasi di Asia Pasifik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hingga saat ini, menurut Mustafa, perdagangan terbuka untuk investasi di Turki pada Indonesia terdiri dari batubara, kayu, rempah-rempah, dan kelapa sawit.Sedangkan yang bertumpu pada industri kreatif belum nampak.
Ismail pun menegaskan bahwa upaya kerjasama perdagangan dengan Turki sangat terbuka.Dan dengan munculnya gagasan bisnis kali ini dalam rangka untuk menemukan simpul-simpul bisnis antara kedua Negara di mana para saudagar bisas berbuat dan saling melakukan investasi untuk peningkatan usaha, tegasnya.*