Hidayatullah.com–Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak, menyampaikan kekagumannya terhadap Indonesia yang dinilainya sangat luar biasa telah sukses mengelola potensi konflik di tengah kemajemukan dan perbedaan yang ada.
“Saya kagum dan menyampaikan apresiasi sangat dalam terhadap Indonesia yang mayoritas Muslim dalam konsistensinya menjaga perdamaian. Ada Bhinneka Tunggal Ika, tidak ada kekerasan. Berbeda dengan negara lain, di mana minoritas mendapat diskriminasi,” kata Mustafa Ibrahim Al-Mubarak di Jakarta, Jum’at (31/05/2013).
Mendukung upaya tersebut, pihaknya pun menginisiasi digelarnya sebuag dialog internasional agama-agama yang akan digelar di Jakarta, Selasa 4 Juni 2013 mendatang. Dialog ini akan dihadiri ratusan undangan baik dari unsur akademisi, tokoh agama, pemerintah, dan pemerhati masalah-masalah kemanusiaan.
“Yang namanya dialog harus melibatkan banyak pihak. Maka kami mengundang semua wakil wakil agama untuk sama-sama berdialog untuk resolusi kehidupan yang damai dan hidup berdampingan,” kata Mustafa.
Inisiatif dialog tersebut bermuala sejak tahun 2008, di mana semua mazhab diajak untuk berdialog oleh Raja Abdullah di Vienna, Austria. Kemudian dilanjutkan konferensi di Madrid bekerjasama dengan Juan Carlos. Kini telah berdiri Pusat Raja Saudi di Austria yang diremsikan oleh menteri luar negeri Saudi dan Menlu Austria.
Kata Dubes Mustafa, kesan kesan negatif tentang Islam harus dihilangkan. Sebab, saat ini apa saja yang berkaitan dengan Islam kerap diidentikkan dengan citra negatif. Stereotip buruk tentang jihad pun harus diluruskan.
“Bukan hanya jihad, bahkan sampai sekarang kata Islam selalu dikonotasikan negatif. Ini adalah tugas wartawan Islam untuk meluruskan,” ujarnya di hadapan sejumlah wartawan yang hadir.
Lebih lanjut Mustafa mengungkapkan, bawah dialog agama yang digelar Universitas Islam Madinah (UIM) bekerjasama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta diinisiatori Pusat Raja Saudi, ini adalah ajang untuk mendukung saling pengertian agar ada hubungan saling menghargai dan toleransi dalam kemajemukan.*