Hidayatullah.com—Penulis buku “Wajah Peradaban Barat: dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler-Liberal” Dr Adian Husaini mengatakan, banyak juga di kalangan masyarakat Kristen di Indonesia yang mengkritisi penggunaan “Allah“.
Pernyataan ini disampaikan saat diminta menanggapi pernyataan seorang tokoh di Indonesia yang belum lama ini memprotes keputusan pengadilan banding di Malaysia hari Senin (14/10/2013) yang memutuskan bahwa Kristen tidak bisa menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan agama mereka.
“Orang Kristen di Indonesia sudah banyak juga yang mengkritisi tidak mau gunakan kata Allah, aneh kalau ada orang Islam justru sebaliknya,” tambahnya saat ditemuhi hidayatullah.com, dalam sebuah acara silahturahim ulama di Jakarta Rabu (23/10/2013).
Belajar dari sikap pemerintah Malaysia yang melarang penggunaan kata Allah, anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini menilai sudah sewajarnya umat Kristen di Indonesia juga mengkaji ulang.
Pria yang menyelesaikan gelar doktor dalam bidang Peradaban Islam di International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) dengan disertasi “Exclusivism and Evangelism in the Second Vatican Council: A Critical Reading of The Second Vatican Council’s Documents in The Light of the Ad Gentes and the Nostra Aetate” ini mengaku sudah meneliti Bibel terjemahan edisi tahun 1968, bahwa penggunaan kata Allah di kalangan Kristen di Indonesia dinilai serampangan.
“Kristen itu tidak punya nama tuhan, di Bali Sang Hyang Yesus, di Barat beda lagi,” jelasnya kepada hidayatullah.com.
Adian menambahkan, orang Kristen harusnya kembali meninjau penggunaan kata Allah dalam Alkitab.
Lagi pula menurut Adian, penggunaan kata Allah oleh umat kristiani Indonesia tidaklah memiliki kepentingan apapun, selain misi kristenisasi.*