Hidayatullah.com- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sulawesi Selatan Abdul Aziz Kahar Muzakkar tampaknya kurang setuju wacana kesetaraan gender. Pasalnya, dia meyakini, jika perempuan menjadi pemimpin dalam rumah tangga akan terjadi kekacauan. Hal itu disampaikan Aziz Kahar dalam nasihat pernikahan salah seorang kerabat tetangganya di Depok, Kalimulya, Jawa Barat, Sabtu (26/10/2013) pagi.
“Amanah dari al-Qur’an, adalah ‘arrijalu qowwamuna alan nisa….’ Ini yang harus diletakkan dalam rumah tangga, bahwa lelaki atau suami adalah pemimpin bagi istri,” ujarnya berpesan sembari mengutip al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 34.
“Bagaimana kita benar-benar menempatkan suami sebagai pemimpin. Secara singkat, bahwa salah satu sumber kekacauan rumah tangga menurut Islam ketika justru istri menjadi dominan mengatur rumah tangga, dominan mengambil keputusan,” lanjutnya.
Aziz Kahar menjelaskan, dalam lanjutan ayat yang dibacanya, ada dua sebab mengapa laki-laki dipilih sebagai pemimpin bagi istri. Pertama, Allah memberikan karunia kepada laki-laki dengan fisik dan mental yang lebih kuat dibanding perempuan.
“Kedua, karena laki-laki itu menafkahi istrinya. Itu sebabnya dalam Islam, suami wajib hukumnya mencari nafkah untuk menafkahi keluarganya. Barangsiapa suami tidak bekerja, tidak mendatangkan uang, maka dia berdosa. Karena tidak menjalankan syariat Islam mencari nafkah,” papar mantan Cawagub dalam Pilgub Sulsel 2013 ini.
Suami Wajib Cari Nafkah
Aziz juga mengatakan, seorang istri tidak dibebankan kewajiban mencari nafkah. Kalau toh ada istri yang bekerja dan berpenghasilan, pada hakikatnya suaminya tidak berhak mengetahui berapa penghasilan istrinya.
Meski begitu, Aziz berpendapat, bisa saja penghasilan seorang istri dipergunakan untuk kepentingan rumah tangga.
“Khusus kepada kedua adinda mempelai, bahwa dipertemukan dua pasangan suami-istri adalah jodoh yang menjadi taqdir Allah. Karena itu, kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah, bahwa inilah pasangan yang terbaik yang Allah berikan,” pesannya kepada Fathunnur Hadis dan Andi Rohani Azhari N, pasangan pengantin yang baru saja resmi menikah di Masjid Ummul Quraa itu.
Aziz juga berpesan kepada tiap pengantin, agar dalam perjalanan rumah tangga mereka tidak melihat kekurangan masing-masing pasangan. Meski setiap orang memiliki kekurangan, di baliknya banyak kelebihan.
“Pergaulilah istrimu itu dengan baik, seandainya ada sesuatu yang kamu tidak suka pada istrimu, maka insya Allah, Allah menyimpan banyak kebaikan pada setiap satu kekurangan pasangan kita,” pesannya lagi.
Fathunnur merupakan adik laki-laki bungsu dari Drs Nursyamsa Hadis, mantan anggota DPD RI asal Kalimantan Timur (Kaltim). Nursyamsa dan Aziz Kahar termasuk pembimbing di Pesantren Hidayatullah.
“Salah satu ciri orang yang bertauhidnya bagus, tidak takut memiliki anak yang banyak,” ujar Nursyamsa dalam sambutannya sebagai ruan rumah.
Pria yang pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Penajam Paser Utara, Kaltim ini merupakan anak ketiga dari 8 bersaudara.
“Di antara saya bersaudara, masih saya yang paling banyak anaknya, ada 7 orang. Semoga Fathun bisa lebih banyak dari saya anaknya,” harapnya bernada guyon.
Seperti diketahui, di antara wacana yang selalu disuarakan para aktifis kesetaraan gender, perempuan harus ditempatkan pada posisi yang sama dengan laki-laki, termasuk dalam urusan rumah tangga. Bahkan mereka menganggap perlunya perempuan memegang peranan utama sebagai istri.*