Hidayatullah.com–Ketua Umum Pemuda Persatuan Islam (Persis), Tiar Anwar Bachtiar, meminta pemerintah bersikap tegas terhadap masalah Syiah di Indonesia, yang dinilai telah mengadakan acara secara terang-terangan.
”Jika acara-acara seperti ini dibiarkan, akan memberi efek buruk pada umat. Jika acara seperti ini dibiarkan, seolah seperti perayaan keagamaan biasa. Banyak umat tidak paham tentang ajaran Syiah yang sesungguhnya,” dengan ujarnya dalam pernyataan yang disampaikan pada hidayatullah.com, Rabu (13/11/2013).
Menurut Tiar, upaya kelompok Syiah ”membawa” perayaan Asyuro ke tengah umat Islam sudah dimulai tahun 2010. Ia mencatat kegiatan di Pusdai Bandung. Karena adanya protes umat Islam, akhirnya penyelenggaraan dipindahkan ke Gedung Kana.
“Jadi sudah 4 tahun perayaan Asyuro diadakan di lokasi yang sama,” tambahnya.
Menurut Tiar, Indonesia perlu belajar banyak dari sikap pemerintah Malaysia dalam menyikapi keberadaan aliran sesat.
”Di Malaysia, sekalipun Syiah dibiarkan hidup, tetapi di sana mereka tidak bebas berkembang,”tegasnya.
Tidak ada perayaan yang boleh dilakukan secara terbuka. Dengan aturan itu, Malaysia dinilai masih memiliki stabilitas keamanan.
Menurut kandidat doctor UI bidang sejarah ini, sesungguhnya, keberadaan Syiah itu merugikan pemerintah, karena kelompok ini bukan penganut paham demokrasi. Sayangnya pemerintah selama ini dinilai kurang memiliki kepekaan.
”Syiah sebenarnya berbahaya bagi pemerintah karena tidak menganut paham demokrasi dan perbedaan akidah,” tuturnya.
Sebelumnya, dengan alasan rawan potensi konflik, beberapa elemen Islam menolak acara Asyuro yang rencananya akan diadakan kalangan Syiah pada hari Kamis 14 November 2013 Pukul ; 12.30-16.30 WIB di Balai Samudera, Jl. Boulevard Barat No. 1, Kelapa Gading Jakarta Utara.*