Hidayatullah.com—Acara Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) XIII tahun 2013 resmi di buka oleh Menteri Agama (Menag) Dr. Suryadharma Ali, Senin (18/11/2013) kemarin.
Dalam paparan pembukaan, Menag mengatakan Indoesia memiliki khasanah sendiri. Wacana keislaman dan kemanusian diiringi dengan kemajemukan. Dimana Islam di Indonesia memiliki nuansa keramahtamahan, keadilan dan kenyamanan, serta perlindungan. “AICIS mendialogikan berbagai persoalan kebangsaan, dalam rangka memperkuat bangsa ini,” ujarnya di hadapan.
Dalam AICIS juga tidak akan mendikotomikan antara ilmu agama dan umum. Karena ilmu itu bersifat universal. Lalu dia menyebutkan didalam al-Qur’an menyebutkan tentang atom sebagai cikal bakal dibuatnya Atom Nuklir. Karenanya harus ada keterkaitan antara ilmu agama dan umum,” terangya.
Menag juga meminta semua pihak untuk terus memperkenalkan tentang kekhasan dan keragaman keislaman di Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi sebagai pusat pengembangan peradaban Islam selain di Timur Tengah.
“Sehingga kedepannya Indonesia sangat mungkin menjadi kiblat pengembangan dan laboratorium kajian keislaman,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. TGH. Muhammad Zinul Majdi, MA dalam sambutannya mengatakan, salah satu motto NTB adalah keimanan. Ini sebagai salah satu modal dalam membangun NTB.
“Keimanan adalah salah satu kekuatan kami dalam membangun NTB agar lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Ketua panitia AICIS 2013 Prof. Nur Syam mengatakan, “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kajian keislaman di dunia dan Indonesia,” ujarnya.
AICIS akan berlangsung dari tanggal 18-21 November di Hotel Sentosa, Senggigi, Kabupaten Lombok Barat-NTB.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Terdapat 150 peneliti pakar yang diundang dari dalam dan luar negeri. Terjadi peningkatan peminat yang mengajukan makalah. Dari 500 orang tahun lalu, tahun ini telah ada 900 pemakalah. Tapi yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan makalahnya hanya 150 peserta. Termasuk penyampaian makalah melalui telecomference.
Pada tahun ini juga diberikan kesempatan pembicara lokal untuk berbicara ditingkat nasional dan internasional. Salah satunya Dr. TGH. Hasanain Juani, terang guru besar UIN Jakarta ini.*/Ramadhan, Lombok