Hidayatullah.com- Belakangan ini, sebuah pesan berantai beredar di jejaring sosial tentang perlawanan Syiah terhadap Sunni. Dalam broadcast (BC) itu, sejumlah tokoh pembela Syiah di Indonesia disebut-sebut telah dan akan tampil dalam program Khazanah yang ditayangkan stasiun televisi Trans7.
“Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Karena dukungan Ahlus Sunnah ke Khazanah-Trans7 ketika Syiah protes ke KPI (Komisi Penyiaran Indonesia. Red) sangat kurang, sementara dukungan dari Syiah begitu membanjiri bahkan melibatkan lembaga-lembaga lainnya, maka Khazanah akan kalah, karena persoalan tersebut akan dibawa sampai ke ranah hukum,” demikian bunyi pesan berantai yang berkali-kali masuk ke BlackBerry Messenger (BBM) awak hidayatullah.com di Depok, Jawa Barat, sepanjang Kamis-Jumat, 21-22 Rabiul Awal 1435 H (23-24/1/2014).
“Seperti tayangan Senin pagi tentang Maulid Nabi dengan narasumber dedengkot Syiah Jalaludin Rahmad adalah solusi dari KPI agar pihak Syiah juga diberi kesempatan tampil di tayangan Khazanah. Dan pihak Trans tidak bisa menolak karena dibenturkan kepada konsep jurnalistik (yaitu) sebuah berita harus berimbang,” lanjut pesan tersebut, tanpa tertulis tanggalnya.
Dalam pesan tersebut, diungkap jika Khazanah akan kembali ditayangkan dengan narasumber tokoh Syiah pada Jumat pagi, lagi-lagi tanpa penyebutan tanggal.
Dalam pesan yang disebut-sebut berasal dari seorang Muslim yang dekat dengan produser tayangan tersebut, umat Islam diimbau memberi dukungan opini dan moril kepada Khazanah agar tetap konsisten membela Ahlus Sunnah Waljamaah khususnya di Indonesia dengan cara mengirim ke nomor KPI Pusat.
Umat Islam juga diminta tidak enggan menyebarkan pesan tersebut secara luas. Sebab ini dinilai suatu pembelajaran bagi kalangan Sunni.
“Menyedihkan memang satu-satunya jalan dakwah kita lewat media komersil yang sifatnya lebih luas untuk masyarakat umum akhirnya hancur. Ini pembelajaran buat kita semua bahwa dukungan sekecil apapun untuk dakwah ini jangan sampai kita menyepelekannya,” lanjut BC tersebut.
Seperti diketahui, awal November 2013, Trans7 menayangkan program Khazanah episode Idul Ghadir. Tayangan ini diprotes kelompok Syiah Indonesia dari Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan Ahlul Bait Indonesia (ABI). Mereka menilai tayangan tersebut tidak sesuai kaidah jurnalistik.
Namun, Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Trans7 Pracoyo Wiryoutomo menampik jika Khazanah disebut program berita (news). Sehingga kaidah jurnalistik program tersebut tak harus dipenuhi.
“Khazanah merupakan program religi. Jadi tidak benar jika Khazanah itu program news. Tetap mungkin karena yang garap teman-teman bagian news, penyajiannya terkesan news,” ujar Pracoyo seperti dimuat majalah Suara Hidayatullah (Kelompok Media Hidayatullah) edisi Desember 2013 dalam rubrik Wawancara.*