Hidayatullah.com–Pemimpin yang memiliki potensi kerusakan lebih kecil lebih diutamakan. Setidaknya itulah harapan anak-anak muda.
Menurut Hadi E. Salim, pendiri gerakan @Pejuang Subuh, ia berharap pemimpin baru yang dipilih anak-anak muda Muslim adalah sosok yang membawa maslahat bagi umat.
“Coba aja kita lihat soal penutupan Dolly di Surabaya. Siapa yang menentang Tri Risma Harini, Wali Kota Surabaya”, demikian ujarnya usai mengisi acara komunitas @Pejuang Subuh bertema “Bertemu Karena Allah, Berpisah Karena Allah”di Masjid Baitul ‘Ilm, Diknas, Jakarta belum lama ini.
“Jika penutupan lokalisasi saja tidak didukung, bagaimana bisa menghasilkan kebijakan yang mensejahterakan bangsa,” ujarnya.
Karena itu ia mendukung pernyataan pimpinan Daarut Tauhid, KH. Abdullah Gymnastiar baru-baru ini yang mengatakan mendukung pasangan Joko Widodo menjadi Gubernu DKI Jakarta. Menurutnya, pernyataan itu bisa dipahaminya sebagai jalan untuk memperkecil mudharat atau kerusakan yang lebih besar lagi.
”Selama ini, nggak pernah lho Aa menunjukkan sikap politiknya. Nggak pernah! Tapi saya yakin Aa mengambil sikap itu sesuai ushul fikih,” jelas pria yang akrab dipanggil Didot itu.
Lebih lanjut, Ia mempertanyakan kemana arah bangsa ini akan dibawa jika dipimpin oleh tokoh-tokoh yang tidak konsisten bersikap.
Ia memahami kegalauan masyarakat dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Tapi setidaknya, lanjut Didot, kesamaan akidah dan visi pemberdayaan umat, bisa menjadi barometernya.
Hal serupa juga diungkapkan Hadi Jagoanizme. Ditemui di lokasi yang sama, Ia mengkhawatirkan semakin meluasnya kelompok aliran sesat di Indonesia jika pemuda Muslim memilih pemimpin yang tidak memiliki visi keumatan.
Berbagai kebijakan dalam beberapa tahun terakhir, dilihatnya mulai mengarah kesana.
“Saya juga sama pikirannya seperti Aa Gym, ” tegas Hadi yang berprofesi sebagai pembawa acara itu.*