Hidayatullah.com–Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla akhirnya secara resmi melibatkan 88 relawan yang pernah bekerja untunya membantu memuluskan transisi pemerintahan.
“Tadi para relawan datang untuk memastikan berkas dan data. Kita sepakat mengintegrasikan 88 relawan dalam pokja,” kata Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto, di Kantor Tim Transisi, Jakarta Pusat, Rabu (27/08/2014) dikutip Kompas.
Total seluruh relawan itu dimasukkan ke dalam 20 kelompok kerja dari 22 kelompok kerja yang dibentuk oleh Tim Transisi.
Hanya saja keterlibatan mereka diharapkan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Setidaknya sinyal ini sudah disampaikan orang-orang yang kini dekat dengan Jokowi.
“Mereka tetap relawan, mereka bukan mencari kerja. Mereka bergabung karena merasa awal pemerintahan yang baik berasal dari perencanaan yang baik sejak direncanakan oleh Tim Transisi,” ujar Andi Widjajanto.
“Sudahlah, relawan kembali hidup normal, kembali bekerja sesuai profesi masing-masing,” tegas Amal Alghozali, Koordinator Relawan Demi Indonesia (ReDI), Rabu (27/08/2014) dikutip JPPN.
ReDI adalah relawan Jokowi-JK yang pada masa kampanye menerbitkan dan mendistribusikan Tabloid Obor Rahmatan Lilalamin. Amal saat ini juga Sekretaris Departemen Pertanian DPP Partai Demokrat.
Sebelumnya, Senin (25/08/2014) sejumlah relawan Jokowi dipimpin pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens sempat mendatangi Rumah Transisi guna menagih janji untuk jadi bagian pokja Tim Transisi. [baca: Mengaku Ikut Kerja Keras, Relawan Jokowi Ingin “Jatah” di Rumah Transisi]
Kehadiran relawan Jokowi ini ingin meminta penjelasan tentang peran mereka di dalam tim Transisi Jokowi. Masalahnya, berpolitik tanpa balas-jasa dan tanpa pamrih apa bisa?*