Hidayatullah.com–Sekretaris Jenderal (Sekjen) Center For Democracy and Sosial Justice Studies (Cedsos) Umar Abduh berpendapat bahwa untuk Kepala BIN baru harus sosok yang bermasalah, khususnya terkait rekayasa dan pembusukan bangsa.
Umar berpesan agar Kepala BIN baru harus mampu mencerdaskan bangsa serta lembaganya. Dan ia bukanlah sosok yang terlibat aksi-aksi rekayasa pembusukan.
“Cerdaskan bangsa dan BIN dengan tidak menciptakan aksi-aksi rekayasa,” ujarnya kepada hidayatullah.com.
Sebelumnya, dua nama kandidat Ketua BIN baru santer diberitakan. Diantaranya mantan Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Purn Sjafrie Sjamsoeddindan Asad Said Ali dan Wakil Ketua Umum PB NU As’ad Ali. Namun hingga kini belum ada pernyataan Presiden Joko Widodo siapa nama-nama yang ia pilih.
Menurut Umar Abduh, tak masalah jika yang terpilih tetap dari kalangan militer. Menurutnya nama Jenderal (Pirn) Fachrul Rozi juga bisa dipertimbangkan.
“Fachrul Rozi lebih pas,” katanya.
Adapun alasan Umar ialah bahwa Fachrul Rozi memiliki memiliki rekam jejak yang lebih baik daripada kandidat lain. Selain itu, ia pun memiliki kedekatan baik dengan aktivis.
“Pengalaman dan dekat aktivis cukup baik,” tambahnya.*