Hidayatullah.com—Mantan aktivis 98, menyuarakan ketidaksetujuan mereka atas peluncuran film “Di Balik 98”. Merespon adanya film tersebut, sekitar 30 anggota aktivis itu angkat suara. Salah satu mantan aktivis Sayed Junaidi Rizaldi, mengatakan bahwa keberadaan “Film Di Balik 98” telah mencoreng sejarah sesungguhnya, dinilai tidak sesuai kenyataan dan mengaburkan sejarah.
“Menjadi kegelisahan bagi kami sebagai aktivis 98′. Jgn biarkan ada kesalahan sejarah,” katanya dalam konferensi pers di Warung Cikini, Jakarta Pusat belum lama ini.
Menurutnya, perjalanan yang ditulis dalam film tersebut sama saja memanipulasi sejarah yang ada. Oleh sebab itu, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menontonnya. Sebagai contoh dalam film tersebut ada bendera salah satu organisasi/partai.
“Penulis cerita tidak menyajikan fakta sebenarnya. Tidak baik ditonton jika ada manipulasi sejarah. Kami tidak menemukan bendera organisasi seperti dalam film tersebut,” tambahnya.
Di lain sisi, ia mengatakan keberadaan “Film di Balik 98” juga tak ada konfirmasi atau keterangan satupun dari para aktivis 98′. Sehingga terjadi pembelokan sejarah.
“Tokoh 98′ pun tidak ada yg dimintai keterangan. Sebagai tonggak reformasi, seharusnya jangan dibelokan,” tegasnya.
Maka dari itu, jika tidak ada itikad baik dari pendukung film tersebut, kami akan koreksi atau bisa kami bawa persoalan ini ke meja hukum.
“Jika ada kebuntuan kami akan lihat secara hukum,” tutupnya.
Acara dihadiri oleh puluhan aktivis 98′. Mereka datang dari berbagai daerah dan dengan latar belakang profesi yang berbeda. Mereka sepakat untuk “melawan” demi lurusnya sejarah.
Sebagaimana diketahui, salah satunya adegan dalam film tersebut menampilkan bendera PRD (Partai Rakyat DemokratiK) berkibar di tengah aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR.
Padahal gerakan mahasiswa saat itu disebut bebas dari campur tangan partai politik manapun pada saat itu.*