Hidayatullah.com–Guru Besar IPB dan Ketua Umum BAZNAS. Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin berbagi pengalaman berkenalan dengan penganut Syiah.
Waktu itu Kiai Didin, demikian ia akrab disapa sedang mengikuti sebuah konferensi internasional di Libanon. Kala itu ia ditawari batu ketika hendak shalat di bandara Libanon.
“Pas mau shalat, tiba-tiba ada yang datang menawari batu. Awalnya saya kaget, ini batu apa?” Tutur Didin bercerita di hadapan sejumlah dosen pengajar dan mahasiswa Pasca Sarjana UIKA, belum lama ini.
Selang beberapa saat Didin mengaku baru tersadar, ternyata inilah batu atau tanah yang dipakai orang Syiah untuk bersujud.
“Tidak, tidak, saya tidak butuh dengan batu tersebut,” ucap Didin menolak halus waktu itu.
Dalam kesempatan yang sama, Didin juga menyampaikan kisah keheranan seorang petugas polisi di Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bogor. Kisah keheranan itu ia dengar dari pengasuh Majelis Az-Zikra, Ustad Arifin Ilham yang menyempatkan menelepon dirinya usai penyerangan jamaahnya di Sentul, Bogor beberapa waktu lalu.
Kala itu, Arifin Ilham bercerita tentang keheranan petugas di Polresta Bogor saat melihat perilaku penyerang jamaah Az-Zikran di tahanan yang memakai batu ketika sujud dalam shalatnya.
“Jadi polisi itu heran dan telepon ke Arifin Ilham dan Arifin Ilham telepon ke saya menceritakan kisah itu,” papar Didin menerangkan.
Dengan melihat pengalaman pelaku penyerangan itu, Didin menyimpulkan, jika para pelaku penyerangan adalah penganut Syiah.
“Sudah jelas kalau penyerang itu adalah Syiah. Dan saya tetap meyakini itu meski kalangan Syiah menolak dan mengingkari pelaku penyerangan itu,” ucap Didin menutup ceritanya.*/Masykur Abu Jaulah