Hidayatullah.com- Ketua Southeast Asian Press Alliance atau Aliansi Pers Asia Tenggara (SEAPA), Eko Maryadi mengatakan bahwa Indonesia negara yang masyarakatnya beragam bahkan mayoritas Islam, namun bisa melalui tahapan reformasi perubahan politik secara lebih damai dibandingkan negara lain.
“Di Indonesia tidak ada baku bantai seperti di negara Pakistan, Filipina, Afagnistan dan lain sebagainya. Jadi ini yang perlu kita jaga sama-sama,” ujar Eko kepada wartawan usai acara diskusi dengan tajuk “Kebebasan dan Penistaan” di Hall Lantai 1 Gedung Dewan Pers Indonesia, Jalan Kebon Sirih Jakarta, Senin (04/05/2015).
Menurut Eko produk jurnalistik media Indonesia, baik media Islam maupun mainstream harus bisa menunjukkan bahwa Indonesia ini bukanlah sebuah negara yang sedang berperang, yang suka bertempur bahkan yang saling membunuh.
“Saya ingin dari forum diskusi ini kita bisa belajar bahwa pers yang baik itu bukanlah pers yang tidak mengkritik. Tetapi justru pers yang baik itu pers yang kritis,” cetus Eko yang juga mantan ketua Asosiasi Jurnalis Independen (AJI).
Eko sepakat sebagaimana yang disampaikan oleh Pemimpin Redaksi hidayatullah.com, Mahladi Murni yang mengatakan bahwa media Islam tidak bisa diseragamkan, begitu juga media-media lain bahkan produk jurnalistik sekalipun.
“Pada dasarnya perbedaan itu sifatnya sunnatullah dan ada satu kesepakatan bahwa media-media manapun harus tunduk dengan yang namanya kode etik jurnalistik, dan sepakat dengan yang namanya profesionalisme,” imbuh Eko.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di mana, bagian dari profesionalisme menurut Eko adalah memberitakan suatu informasi dengan akurat sesuai kebenaran termasuk di dalamnya yang menyangkut soal kesejahteraan bagi para wartawan.
“Bagaimana wartawan itu bisa hidup sejahtera supaya bekerja dengan tenang,” pungkas Eko.*