Hidayatullah.com — Anak muda dan mahasiswa harus membangun disiplin berfikir sebab Islam sangat identik budaya tersebut.
“Ayat pertama saja Iqra’ bismirabbik. Jadi, Muslim itu senantiasa berpikir dengan dasar dan tujuan ridho Allah,” kata Sekjen Institute For Islamic Studies and Civilization (INISIASI), Imam Nawawi, dalam sebuah acara LDK Mahasiswa di Kota Depok, Jawa Barat, Kamis malam.
Bahkan, kata Nawawi, kalau mengacu pada pendapat Buya Hamka sebagaimana termaktub dalam karyanyaFalsafah Hidup, Al-Qur’an itu membawa umatnya pada kecerdasan dan tingkatan berpikir paling dalam (filsafat).
“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan penuh minat, orang yang membersihkan jiwanya untuk mencari kebenaran, dengan tanpa sepengetahuannya, akan berjalan menuju filsafat,” demikian ungkap Nawawi membacakan kalimat dari buku Buya Hamka.
Oleh karena itu, Nawawi menegaskan bahwa para mahasiswa tidak semestinya asyik dengan dunianya sendiri, tetapi juga membiasakan diri berlatih ikut memikirkan masalah-masalah kebangsaan. Mulai dari demoralisasi, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya.
Tidak kalah kuat tekanannya, Nawawi menganjurkan para mahasiswa benar-benar menerapkan konsep bismirabbik, yakni berpikir dengan dasar dan tujuan mendapat ridha Allah.
Dikatakan Nawawi, saat ini kita tidak sedang kekurangan orang pintar, tetapi kita mengalami kelangkaan orang yang jujur secara utuh (bismirabbik).
Mengapa banyak hal ganjil sering mewarnai kehidupan masyarakat, dianggap karena para pemangku kebijakan berpikirnya parsial. Yang semua itu didasari dan dimaksudkan boleh jadi bukan dengan bismirabbik, imbuhnya.
“Orang yang berpikir dengan bismirabbik tidak mungkin mengutamakan hal-hal yang dalam pandangan akal rendah,” tukas Nawawi.
Inilah, lanjut Nawawi, sebab kenapa kalau menengok sejarah, banyak sekali inspirasi dan keteladanan terpapar dalam sejarah peradaban Islam.