Hidayatullah.com–Keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Letjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN) mendapat tanggapan pengamat politik.
Pengamat politik IndoBarometer, M Qodari mengatakan, posisi Sutiyoso sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) membuat politikus yang lebih dikenal dengan namaan Bang Yos itu bakal rawan kepentingan.
Qodari menyampaikan pesan kepada Bang Yos -sapaan Sutiyoso- bahwa BIN itu alat negara sehingga dia harus mengabdi pada negara, bukan kepada perorangan atau rezim pemerintahan.
“Kepala BIN harus bisa memisahkan antara kepentingan individu dan orang per orang. Soal bagaimana kinerja Bang Yos pastinya dilihat nanti. Kalau mengingatkan sekarang, BIN itu bukan Badan Intelijen Jokowi, BIJ, atau Badan Intelijen Pemerintah (BIP),” kata M Qodari berseloroh dikutip JPNN.
Menurut M Qodari, sebaiknya Sutiyoso melepaskan posisi sebagai ketua umum PKPI karena BIN merupakan alat negara. Dan loyalitas Sutiyoso sebagai kepala BIN Juga hanya kepada negara.
“Kepala BIN harus bisa memisahkan antara kepentingan individu dan orang per orang. Soal bagaimana kinerja Bang Yos pastinya dilihat nanti. Kalau mengingatkan sekarang, BIN itu bukan badan intelijen Jokowi, atau badan intelijen pemerintah,” kata Qodari.
Namun demikian Qodari mengaku bisa memahami keputusan Presiden Jokowi menunjuk Sutiyoso sebagai kepala BIN. Apalagi BIN berkaitan erat dengan masalah keamanan sehingga mantan gubernur DKI yang punya latar belakang militer itu dianggap tepat menjadi kepala BIN.
Sebelumnya, hari Rabu, Presiden Joko Widodo mengakui dirinya sudah memilih Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan sudah mengajukannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
“Saya juga telah mengajukan pencalonan Sutiyoso sebagai Kabin ini. Saya juga sudah melalui banyak pertimbangan dan memperhatikan, baik rekam jejak maupun kompetensi dari Pak Sutiyoso,” ujar Jokowi dalam jumpa pers di kediamannya di Solo, Rabu (10/6/2015).
Sebagaimana diketahui, Pemilu Presiden 2014, PKPI adalah salah satu partai pengusung dan pendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.*