Hidayatullah.com– Sebagian warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, terpaksa mengungsikan diri ke gunung saat gempa bumi menghantam Palu dan sekitarnya, Jumat (28/09/2018).
Gempa dengan Magnitudo 7.4 terjadi pada pukul 17.02.45 WIB (update dari BMKG, sebelumnya dicatat berkekuatan M 7,7 pada pukul 17.02.44 WIB, Red), Jumat, di Palu dan berpusat di Kabupaten Donggala, Sulteng.
Termasuk yang mengungsi adalah warga dan jamaah Pondok Pesantren Hidayatullah Palu yang lokasinya memang terletak begitu dengan Teluk Palu.
Namun hingga saat ini belum diketahui bagaimana perkembangan terakhir warga yang mengungsi tersebut.
“Belum ada yang kita tahu ini karena orang masih lari semua ke Gunung,” ujar Ketua Departemen Sosial DPP Hidayatullah Drs Muhammad Arasy saat dihubungi hidayatullah.com, Jumat malam.
Ia mengaku tadi sebelumnya sempat berhasil berkomunikasi dengan rekan-rekannya di Hidayatullah Palu. Namun hingga berita ini disusun, belum berhasil lagi berkomunikasi. “Orangnya yang kita kontak lagi di gunung,” jelasnya.
“Jadi bagaimana kita mau mengetahui kondisi terkini kampus Palu (kalau komunikasi terputus),” lanjutnya.
Yang jelas, tambah pria asal Sulteng ini, saat gempa terjadi tadi, warga berlarian meninggalkan kediaman mereka, termasuk kampus pesantren tersebut, untuk menyelamatkan diri.
Informasi yang sempat diperoleh dari sana bahwa saat gempa terjadi, bangunan-bangunan di situ bergoyang hebat.
“Itu aja yang sepintas bahwa masjid goyang seperti loyang yang digoyang itu. Pecah-pecah kacanya, berhambur, dindingnya retak. Terbongkar. Setelah itu, enda ngerti lagi perkembangan pondok,” ujarnya.
Baca: Terdampak Gempa, Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu Ditutup
Ia mengaku terakhir berkomunikasi lewat telepon tersebut pada waktu sekitar sebelum maghrib.
“Ini kita masih berusaha terus cari hubungan. Kan listrik mati, tentu lowbat semua HP (di sana),” ujarnya.
Menurut prediksi Arasy, seluruh kawasan pesisir pantai Teluk Palu bisa dipastikan kena tsunami termasuk kampus Pesantren Hidayatullah. Prediksi itu dilihat dari video viral detik demi detik terjadinya tsunami Palu. Video tersebut diketahui diambil dari gedung bertingkat sebuah mall di Palu.
Dalam video itu tsunami menghantam pemukiman dan bangunan di pesisir termasuk tiang listrik dan jalan raya.
“Kalau melihat perkembangan yang ada di mall, kita jadikan ukuran untuk pondok kita, pondok kita dapat (tsunami) itu,” ungkapnya.
“Tapi potensi apanya, tekanan airnya sudah kecil,” tambahnya memperkirakan. “Karena (posisi pesantren) bukan pas di bibir pantai di “U”-nya (Teluk Palu) itu. Kita, kan, agak samping-samping.
“Yang jelas persisnya belum ada yang bisa kita cerita, orangnya masih di pengungsian semua lah,” tambahnya menekankan.
Baca: Gempa 7,7 SR di Donggala Sulteng, BMKG Sebut Berpotensi Tsunami
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengkonfirmasi bahwa telah terjadi tsunami yang menghantam Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/09/2018) sore.
Kepala BMKG Prof Ir Dwikorita Karnawati memastikan bahwa benar terjadi tsunami, menghantam kawasan Kota Palu dengan ketinggian hingga satu setengah meter akibat gempa berkekuatan 7,7 pada skala richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, tetapi air sudah surut.
BMKG memastikan benar terjadi tsunami setelah melakukan pengamatan termasuk pengamatan langsung oleh saksi di lapangan.
“Ketinggian muka air laut mencapai 1,5 meter, dari pengamatan lapangan di Pantai Palu,” ujarnya dalam jumpa pers di kantor BMKG, Jumat malam.*
Baca: Gempa Sulteng Telan Korban Jiwa, Getaran Terasa Sampai Balikpapan Kaltim