Hidayatullah.com — Mantan Menteri Koperasi dan UKM era Kabinet Reformasi Pembangunan yang kini Ketua Umum Coop Indonesia Foundation, Adi Sasono, mengatakan praktik ekonomi umat Islam hari ini berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan, yakni melawan ideologi kebendaan.
“Dan, perang kita bukan perang ekonomi. Kalau perang ekonomi kita mesti kalah. Perangnya adalah perang ideologi. Jadi orang berekonomi itu dasarnya harus ideologis,” kata Adi Sasono saat audiensi dengan pengurus PP Pemuda Hidayatullah yang di kantornya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ditegaskan Adi, tujuan kita hidup tidak sekedar untuk mencari uang. Justru orang berusaha dan bekerja keras itu bagian dari pengabdian ibadah kepada Allah Ta’ala.
“Jadi bedanya kita dengan kapitalis itu, di sana itu tuhannya benda. Kita enggak, benda itu adalah alat untuk mengabdi kepada Alla Ta’ala. Benda itu adalah satu fungsi untuk menolong sesama. Untuk mensejaterakan sesama,” tukasnya.
Sehingga, menurut Adi, ada perbedaan prinsip yang mendasar antara ideologi kebendaan dengan ideologi Islam. Tapi dalam pertarungan ekonomi yang berlaku adalah sunnatullah. Siapa yang kuat dia menang. Siapa yang besar menggusur yang kecil.
“Tapi itu dulu. Dengan teknologi informasi sekarang, integrasi horisontal itu bisa mengatasi hegemoni modal besar,” imbuhnya.
Adi Sasono mengutarakan, fungsi-fungsi perdagangan harus rasional. Rasional itu yakni sunnatullah. Produk atau komoditi yang kualitasnya baik, akan dipercaya, harganya pun tinggi. Tapi kalau kualitasnya naik turun, otomatis harganya turun.
“Kalau sudah stabil keberlanjutan kualitasnya, jumlah suplay meningkat, Anda akan dipercaya dengan harga yang juga bagus. Itu hukum besi ekonomi,” imbuhnya.
Demikianlah sunnatullah dalam ekonomi, kata Adi. Kalau orang baik mesti dipercaya. Dia mencontohkan, Rasulullah Muhammad ketika diangkat menjadi kepala negara Madinah itu karena beliau Al Amin. Jadi orang non Islam pun percaya.
Bincang-bincang lebih jauh hidayatullah.com dengan Adi Sasono ini dapat juga diikuti pembaca melalui tayanyan video di kanal Hidayatullah TV.*