Hidayatullah.com– Pakar dan Peneliti Terorisme Mustofa Nahrawardaya menegaskan bahwa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) seperti halnya sebuah negara di dalam negara (Indonesia).
“Saya yakin GIDI ini didorong oleh kekuatan besar dari luar karena berani melakukan penyerangan kepada umat Islam. Jadi, menurut saya GIDI ini harus segera ditindak,” ujar Mustofa saat menjadi pembicara dalam Dialog Publik bertema “Intoleransi di Tolikara” di Jakarta, Jum’at (11/09/2015).
Untuk itu, Mustofa meminta Komat Tolikara atau lembaga LSM atau ormas Islam yang peduli dengan Tolikara untuk membentuk tuntutan-tuntutan baru supaya GIDI tidak merasa besar kepala.
“Ini GIDI besar kepala kalau nggak digituin (ditindak tegas,red) sebab GIDI sudah berani dengan Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) melalui 3 tuntutannya itu,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa pihak GIDI bersama dengan Bupati maupun perwakilan anggota DPRD Tolikara menggelar pertemuan dengan Menkopolhukam, di mana dalam petemuan itu GIDI menyampaikan tiga tuntuan yang ditujukan kepada pemerintah (Menkopolhukam) serta umat Islam.
“Salah satunya, mengenai jaminan keamanan umat Islam Tolikara dalam melaksanakan sholat Idul Adha 1436 Hijriyah.”
Sementara itu, Juru Bicara Komat Tolikara mengatakan, Menkopolhukam sendiri berjanji menjamin keamanan bagi umat Islam untuk melaksanakan sholat Idul Adha di Tolikara. Bahkan Bupati Tolikara pun mengeluarkan surat jaminan keamanan untuk pelaksanaan sholat Idul Adha, meskipun suratnya kurang sempurna.
“Kita wait and see saja dulu, ketimbang bernadai-andai dan menghabiskan energi. Jika andaikata terjadi lagi penyerangan, tentu luar biasa kenekatan GIDI untuk melawan Menkopolhukam,” tandas Adnin.*