Hidayatullah.com– Di belahan dunia, termasuk Indonesia, industri rokok tidak hanya menyasar anak anak dan remaja pria, namun juga wanita. Hal itu dikarenakan kondisi tekanan sosial yang selalu meningkat.
Bahkan untuk menarik kaum hawa, indusri rokok membuat produk seolah-olah terlihat feminim.
“Beberapa merek membuat rokok dengan bentuk slim atau ramping, sasaran produk ini sengaja dibuat dengan target perempuan,” kata Komisioner Komnas Perempuan Budi Wahyuni di acara talkshow bertema “Perempuan Target Industri Rokok” di sebuah resto di Jalan Tebet Raya, Jakarta Selatan, Kamis (02/05/2019).
Sementara itu, melihat fenomena tersebut, Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T) membentuk gerakan perempuan muda (Puan Muda).
“Gerakan ini bertujuan sebagai bagian upaya untuk mengantisipasi serangan industri rokok terhadap anak muda, khususnya perempuan,” ucap Dete Aliah, Project Leader JP3T.
Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para wanita usia muda yang berkaitan dengan pengendalian tembakau.
Sementara itu, menurut Budi Wahyuni, perempuan target dari berbagai macam produk termasuk rokok.
Oleh karena itu, pemerintah jangan menutup mata dengan masalah ini. “Negara harus tegas mengenai hal ini, regulasi harus ada,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Budi, Komnas Perempuan sudah mengusahakan hal tersebut, salah satunya dengan mengajukan aturan-aturan kepada kementerian terkait dan parlemen.
“Tugas Komnas Perempuan memastikan produk produk tidak diskriminatif dan kondusif bagi perempuan. Nah rokok ini kan tidak kondusif bagi wanita,” imbuhnya.
Selanjutnya, Puan Muda juga mengajukan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada pemerintah.
Di antaranya memasukkan poin penurunan prevalensi perokok anak dan perempuan di RJPMN 2019.
Kemudian, meminta Komnas Perempuan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memberi masukan kepada Kementerian Keuangan agar menaikkan cukai rokok, sehingga harga rokok tidak terjangkau oleh anak dan keluarga miskin.
Rekomendasi yang terakhir, agar melibatkan anak muda dan perempuan dalam perencanaan program kesehatan dan pembangunan.*