Hidayatullah.com– Laskar Sedekah Balikpapan (LSB) dan sejumlah elemen pemuda Balikpapan menggalang sumbangan bagi korban kebakaran di Bontang, Kalimantan Timur. Sumbangan itu diserahkan langsung di Masjid ar-Riyadh, Jl Imam Bonjol, Kelurahan Api-Api, Bontang, Ahad (11/10/2015) usai shalat Zhuhur.
Elemen pemuda itu antara lain el-Fatah, el-Harakah, santri Ma’had Tahfidzul Qur’an Ahlus Shuffah, murid MA Raadhiyatan Mardhiyyah Putra, serta ikatan alumni pelajar Bontang.
Ketua LSB Muhammad Fadlan mengatakan, pihaknya menyalurkan baju-baju baru dan layak pakai buat santri putri dan putra korban kebakaran. “Dan dana operasional buat berangkat ke sana,” ujarnya kepada hidayatullah.com.
Rombongan pemuda-pelajar Balikpapan berangkat ke Bontang pada Sabtu (10/10/2015) malam dengan satu mobil. Tiba pada Ahad dinihari. Mereka membawa bantuan sebanyak 10 kantong plastik dan 4 kardus. Ditambah 1 karung mi telor sumbangan seorang pengusaha di kawasan Gunung Pasir, Teritip.
“Total (bantuan)nya nda’ bisa dihitung, soalnya sudah terkemas dari masing-masing instansi. Adapun jenis-jenis (bantuan)nya yaitu baju shalat, peci, sarung (baru dan bekas), buku tulis, buku bacaan,” terang Fauzan HK, perwakilan alumni Bontang yang tinggal di Balikpapan.
Ia mengatakan, bantuan itu diserahkannya kepada Ustadz Salim, pengasuh Pesantren Hidayatullah Bontang, disaksikan Ketua Yayasan Ustadz Nurdin AR dan hampir 100 santri.
Pesantren tersebut belum lama ini dilanda kebakaran. Satu gedung asrama putra ludes dilalap si jago merah, Sabtu (03/10/2015). Ini musibah susulan setelah sebelumnya asrama putrinya yang terbakar, Selasa (25/08/2015). [Baca: Pesantren Putri Hidayatullah Bontang Ludes Dilalap Si Jago Merah]
Pada kebakaran kedua itu, pihak pondok menaksir kerugiannya sekitar Rp 600 juta. Itu sebatas akibat hangusnya buku, pakaian, seragam, dan perabotan santri putra di dalam asrama. Belum termasuk kerugian hancurnya bangunan yang dilalap api.
“Kelihatannya lebih besar (dari peristiwa kebakaran pertama, Red.). Kalau dengan bangunan, (kerugian) itu akan lebih besar lagi. Kan posisi shalat, yang bersisa hanya pakaian yang di badan,” jelas sekretaris yayasan, Suthiar, dikutip media setempat, kaltimpost.co.id.
Kebakaran itu terjadi saat para penghuni asrama putra dan para ustadz sedang shalat Shubuh di Masjid ar-Riyadh.
Disambut Antusias
Menurut Fauzan, pihak pondok menyambut bantuan itu dengan sangat antusias. Apalagi karena diantar langsung ke lokasi, mengingat jauhnya jarak Balikpapan-Bontang, sekitar 229 kilometer dengan waktu tempuh 5 jam.
“Memang tidak kami perkirakan ada bantuan dari Balikpapan, karena musibah sudah berlangsung beberapa hari,” ujar pengasuh pondok seperti ditirukan Fauzan kepada hidayatullah.com.
Dijelaskan Fauzan, penggalangan bantuan itu dilakukan dalam tempo dua hari, melalui pengumuman di masjid dan media sosial. Diakui, penggalangan dari dan oleh para pemuda ini hanya sebatas di wilayah Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur.
Pengalangan ini juga mendapat dukungan dari warga setempat, termasuk seorang pebisnis muda di bidang usaha brownis, Ajruddin. Lajang ini merupakan alumnus pelajar Bontang.
Sebelumnya, usai kebakaran pertama di Bontang itu, sejumlah mahasiswi Teritip diinfokan telah menggalang bantuan yang diangkut oleh dua mobil.*