Hidayatullah.com–Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Badan Kordinasi Mubaligh se-Indonesia (Bakomubin), Dr Ali Mocthar Ngabalin, memberikan apresiasi tinggi kepada Aceh yang menerapkan syariat Islam.
Menurutnya syariat Islam di Aceh adalah harapan dan benteng Islam di Indonesia. Selain itu, Mocthar Ngabalin juga memberikan apresiasi kepada para wartawan di Aceh yang menurutnya paham syariat Islam.
Hal itu disampaikannya saat memberikan pengajian rutin yang diselenggarakan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Lingke, Banda Aceh, Rabu, (16/12/2015) malam.
Pengajian KWPSI sendiri diikuti oleh jurnalis lintas media, kalangan pesantren, politisi dan sejumlah akademisi. Termasuk Kepala Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh, Dr. Bustami Usman dan irektur Syariah PT. Bank Aceh, Haizir Sulaiman.
“Saya ini heran dengan wartawan-wartawan di Aceh, saat media-media di dunia banyak yang memutar balikan fakta berulang-ulang, mengarahkan kepada kebathilan, tapi di Aceh wartawannya peduli syariat, ini saya heran, Aceh ini luar biasa normal. Ini sebuah lompatan berfikir,” ujar pria yang pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Badan Kordinasi Pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) ini.
Mantan anggota Komisi I DPR RI periode 1999-2004 menambahkan, banyak wartawan di luar yang tidak menulis transgender, lesbian dan homoseksual sebagai ancaman bagi Indonesia, tapi di Aceh semua visi syariat Islam ditulis oleh para wartawannya secara baik.
Mocthar Ngabalin juga menjelaskan beberapa hal harus disiapkan komunitas waratwan Aceh yang tergabung dalam KWPSI, yaitu, pertama, leadership atau kepemimpinan. KWPSI diharapkan bisa mendorong kepemimpinan di Aceh agar betul-betul memiliki visi kepemimpinan yang mendukung dan memperjuangkan penerapan syariat Islam di Aceh karena syariat Islam di Aceh adalah tumpuan harapan umat Islam di Indonesia.
Berikutnya, kata Mocthar Ngabalin, KWPSI diharapkan bisa membangun networking atau jaringan yang bagus dengan pemerintah karena biar bagaimanapun pemerintah adalah pengambil kebijakan dalam pembangunan.
Dalam pengajian yang dimoderatori oleh Ustadz Umar Rafsanjani, Lc, MA ini, Mocthar Ngabalin juga menyeru umat Islam untuk kembali total dalam kehidupan Islam karena memang hanya dengan jalan Islam kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat bisa diraih.
“Mulai sekarang, biasakan diri kita dengan kehidupan yang shalih. Hentikan kegiatan saat azan berkumandang, hentikan sogok menyogok. Bangunlah di tengah larut malam untuk shalat tahajjud di saat orang lain sedang tidur, maka setelah itu lihatlah terjadinya perubahan dratis dalam konteks pribadi kita dan bangsa ini, “ ajak pria kelahiran Fakfak, 25 Desember 1969 ini.
Mocthar Ngabalin juga mengupas banyak hal yang berkaitan dengan konstalasi politik Indonesia dan dinamika Islam dalam pergulatan politik masa lalu dan dewasa ini. Pengajian berlangsung hingga menjelang larut malam.*/Zulkhairi [Aceh]